Stres dan Olahraga Berlebihan: Risiko Penyakit Jantung yang Tak Terduga

Stres dan Olahraga Berlebihan: Risiko Penyakit Jantung yang Tak Terduga
Novien Amalia. (Analisadaily/Istimewa)

Oleh: Novien Amalia.

JANTUNG adalah organ vital yang membutuhkan perawatan untuk berfungsi optimal. Layaknya ladang subur, jika kita menanam benih baik sejak kecil, jantung kita akan sehat di masa tua. Sebaliknya, benih yang buruk dapat menyebabkan penyakit jantung. Kini, serangan jantung tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga semakin umum terjadi pada generasi muda. Tren peningkatan penyakit jantung pada generasi muda di bawah usia 40-an meningkat 2% setiap tahunnya, yang sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.

Gaya hidup yang serba instan, stres berkepanjangan, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik adalah pemicu utama. Penyakit Jantung adalah sekumpulan kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi jantung. Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika jantung mengalami gangguan, berbagai masalah kesehatan dapat timbul. Penyakit jantung terdiri dari beberapa jenis yaitu penyakit jantung koroner (penyumbatan pembuluh darah arteri koroner), gagal jantung, gangguan irama jantung (aritmia), penyakit otot jantung (kardiomiopati) dan kelahiran dengan cacat jantung (kelainan pada struktur jantung sejak lahir). Gejala penyakit jantung bisa sangat bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkatan keparahan penyakit. Perlu mengetahui gejalanya agar dapat diatasi sejak dini. Beberapa gejala umum meliputi nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar lebih cepat, pusing atau bengkak pada perut dan kaki.

Gaya hidup modern mengakibatkan ritme kehidupan semakin cepat dan tuntutan yang semakin tinggi membuat kita seringkali merasa tertekan dan stres berkepanjangan. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan jantung. Respons tubuh terhadap stres yang berkepanjangan mengaktifkan respons "fight or flight" yang melibatkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, sehingga dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, risiko hipertensi, aritmia, dan gagal jantung. Hormon kortisol dapat mengakibatkan peradangan kronis jika diproduksi terus-menerus. Peradangan ini merusak dinding pembuluh darah arteri koroner. Stres kronis juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol jahat ini membentuk plak sehingga dapat menyumbat aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan jantung.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik untuk menjaga kesehatan jantung. Kelola stres dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan latihan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi atau pernapasan dalam. Makanan yang sehat dapat memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk mengatasi stres. Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Berinteraksi dengan orang-orang yang Anda sayangi dapat membantu mengurangi stres. Jika stres sangat mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Olahraga ringan hingga sedang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang membuat kita merasa senang.

Olahraga adalah aktivitas yang sangat baik dan sangat diperlukan karena dapat memperkuat otot jantung dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Namun, seperti halnya segala sesuatu, olahraga yang seharusnya menyehatkan justru dapat menjadi bumerang dan berdampak negatif jika dilakukan secara berlebihan (overtraining). Ironisnya, hingga menyebabkan kerusakan jantung dan meningkatkan risiko kematian mendadak. Beberapa kejadian serangan jantung yang justru terjadi saat seseorang sedang berolahraga. Kasus kematian mendadak bisa terjadi pada rentang usia berapa pun. Kematian mendadak akibat penyakit jantung sering terjadi pada atlet yang terlibat dalam olahraga kompetitif. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh meningkatnya adrenalin serta keinginan untuk menang yang memicu jantung untuk bekerja lebih keras.

Olahraga dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu lama dapat memicu peradangan pada otot jantung. Ketika jantung dipaksa bekerja terlalu keras tanpa kesempatan untuk beristirahat dan memperbaiki diri, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Olahraga berlebihan pun dapat mengganggu irama jantung normal dan menyebabkan aritmia. Aritmia yang parah dapat menyebabkan henti jantung mendadak.

Olahraga yang terlalu keras juga dapat merusak pembuluh darah kecil di jantung, sehingga mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah. Olahraga berat pun menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit seperti kalium dan natrium. Ketidakseimbangan elektrolit ini dapat mengganggu fungsi jantung. Olahraga memang sangat penting untuk kesehatan, tapi harus dilakukan dengan bijak. Olahraga berlebihan dapat berdampak negatif pada jantung. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui batas kemampuan diri.

Meskipun terdapat beberapa kasus serangan jantung yang terjadi saat seseorang berolahraga, penting untuk tidak terburu-buru dalam menarik kesimpulan bahwa olahraga harus dihindari oleh individu yang memiliki risiko penyakit jantung. Faktanya, olahraga yang teratur dan terencana dapat memberikan manfaat kesehatan jantung dan pembuluh darah yang signifikan, termasuk peningkatan daya tahan jantung dan pengurangan risiko terkena serangan jantung di masa depan.

Tips menjaga kondisi kesehatan jantung terutama saat sedang berolahraga yang pertama, yaitu rutin melakukan medical check-up untuk mengetahui ada tidaknya penyakit jantung. Dengan begitu, kita dapat mengetahui kondisi fit tubuh dalam beraktivitas. Bagi pemula yang menderita penyakit jantung dan tidak pernah aktif melakukan olahraga sebelumnya diperlukannya rencana olahraga yang sesuai dan tidak melewati batas. Hal ini dapat dilakukan dengan konsultasi ke dokter untuk memulai program olahraga yang aman dan bermanfaat bagi tubuh.

Tips yang kedua, yaitu lakukan olahraga secara bertahap khususnya jika ingin melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Lalu perhatikan asupan makanan dan waktu istirahat yang cukup sebelum berolahraga dengan intensitas tinggi. Kemudian pilihlah olahraga fisik yang ringan seperti aerobik atau dinamis, seperti berenang, bersepeda, jogging ataupun senam aerobik. Lakukan olahraga dengan intensitas sedang. Durasi olahraga yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan jantung adalah 150 menit/minggu. Durasi ini bisa dibagi menjadi 30 menit/hari. Hal ini agar menurunkan resiko terkena penyakit jantung sebanyak 20-30%. Jangan memaksakan diri saat tubuh dalam keadaan tidak fit, kurang tidur, kelelahan atau saat sedang diet ketat.

Tips yang ketiga, yaitu penggunaan smartwatch dapat membantu memantau detak jantung selama berolahraga, memastikan intensitas tetap dalam batas aman. Waspadai tanda-tanda olahraga berlebihan (overtraining), seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, merasa pusing, atau merasa jantung berdebar-debar. Penting untuk mendengarkan sinyal yang diberikan oleh tubuh. Jika merasa tidak fit, segera hentikan aktivitas fisik dan cukupi kebutuhan cairan dengan baik.

Jika kita terus mengabaikan kesehatan jantung, risiko penyakit jantung akan semakin meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat demi meningkatkan kualitas hidup.

Penulis adalah seorang dokter di Rumah Sakit USU.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi