Margaret MS Minta Kader PDIP Medan Utara Jangan Permalukan Dirinya dan Juga Prof Ridha

Margaret MS Minta Kader PDIP Medan Utara Jangan Permalukan Dirinya dan Juga Prof Ridha
Margaret MS Minta Kader PDIP Medan Utara Jangan Permalukan Dirinya dan Juga Prof Ridha (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Anggota DPRD Medan dari fraksi PDI Perjuangan, Margaret MS meminta kader PDI Perjuangan Medan Utara berjuang untuk memenangkan calon walikota dan wakil wakil walikota Medan nomor urut 2 (dua) Prof Ridha Dharmajaya dan Abdul Rani.

Margaret menekankan agar konstituennya di Dapil II yakni Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan untuk tidak memperlakukan dirinya dan juga calon walikota yang diusung partai PDI Perjuangan, Prof Ridha Dharmajaya.

"Saya sangat berharap jangan permalukan saya. Kenapa saya berkata demikian karena di dapil ini, dapil dua, dapil Medan Utara suara terbesar itu adalah Margaret MS. Tolong jangan permalukan saya dan juga Prof Ridha," ujar Margaret MS saat menyampaikan sambutannya di acara konsolidasi PDI Perjuangan di Kecamatan Medan Belawan, Kamis (26/9).

"Itu masih suara saya pribadi loh, belum lagi suara Bung Maju. Untuk itu, kita harus kerja keras memenangkan Prof Ridha menjadi walikota," sambung wanita yang berhasil terpilih untuk kedua kalinya sebagai anggota DPRD Medan itu.

Di hadapan 250 kader loyalis, Margaret memiliki harapan besar agar Prof Ridha memperhatikan kondisi Medan Utara yang menghadapi kemiskinan ekstrem.

"Besar harapan kami nanti Prof, jika dilantik nanti agar menyuarakan harapan ibu-ibu di Medan Utara terkhusus masalah banjir Rob dan juga masalah BPJS. Bahkan, masalah kemiskinan yang ekstrem tempatnya di sini Prof, kecamatan Medan Belawan. Tolong nanti dibantu Prof supaya nanti terpaparkan," ungkap Margaret.

Menyahuti keinginan itu, Prof Ridha memaparkan kepada para kader loyalis PDI Perjuangan yang hadir untuk berjuang bersama agar programnya mengentaskan kemiskinan dan juga membenahi pelayanan kesehatan dan pendidikan bisa dijalankan.

"Untuk bisa menjadi calon walikota ini, saya harus berkorban banyak. Yakni, berhenti dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan masa pengabdian 28 tahun lagi. Saya ini bulan mencari pekerjaan sebagai Walikota, saya justru meninggalkan karier saya yang sedang sangat baik. Itu semua saya tinggalkan demi bisa berjuang menghadirkan masa depan anak-anak kita agar tidak menjadi penumpang di negeri sendiri," katanya.

Dia menambahkan, adapun program emergency kita saat ini, sebut Prof Ridha yakni adanya nasi panas di setiap keluarga di Kota Medan.

"Kita bicara nasi panas di setiap rumah, maknanya tidak akan ada lagi masyarakat yang lapar. Kedua memastikan anak-anak kita terjamin gizinya. Ke depan, saya inginkan di Kota Medan, semua anak-anak SD dan SMP wajib sekolah, dan ini menjadi tanggungjawab pemerintah. Para guru-guru memiliki kewajiban kepekaaan terhadap lingkungan sekitar sekolah, dengan penambahan kewajiban ini para guru-guru akan kita tambah insentifnya," ungkap Prof Ridha.

Selain itu sambung Prof Ridha, anak-anak di kota Medan juga harus mendapatkan pendidikan karakter dengan melibatkan rumah ibadah, Masjid, Gereja, Vihara dan juga Kelenteng.

"Kita juga akan mewajibkan anak-anak olahraga terkhusus renang, agar tumbuh kembangnya menjadi lebih baik. Bisa dibayangkan bagaimana anak-anak kita akan memiliki fisik yang sehat dan kuat. Dan juga memperkuatnya dengan pendidikan Bahasa Inggris, agar anak-anak kita siap menghadapi persaingan di era gobal saat ini," ucapnya.

Dengan menangnya Prof Ridha sebutnya, warga Medan juga bisa berobat dengan baik.

"UHC akan kita perkuat. Selama ini bisa berobat tapi pelayanan masih kurang. Ke depan ibu yang berobat dengan KTP tidak akan dilayani dengan sebelah mata tapi akan dilayani dengan baik. Intinya adalah kita bukan hanya bicara Prof Ridha bisa duduk jadi walikota, tapi berbicara tentang masa depan anak-anak kita," ungkapnya.

Sebelum mengakhiri, Prof Ridha juga mengajak masyarakat menolak praktik politik uang.

“Kalau nanti Pilkada ada orang yang menawarkan uang, bapak dan ibu harus berani menolak. Kalau bapak dan ibu menerimanya yang kita dapat bukan pemimpin terbaik tapi penyuap terbaik. Mereka tidak akan peduli dengan nasib anak-anak kita nantinya. Karena mereka akan memikirkan bagaimana meraup keuntungan yang banyak demi mengembalikan modalnya," ujar Prof Ridha mengakhiri.

Dalam konsolidasi tersebut turut hadir Sekretaris Pemenangan Prof Ridha dan Rani, yang juga Bendahara PDI Perjuangan Medan, Boydo HK Panjaitan.

Selain itu juga dihadiri beberapa Pengurus PDI Perjuangan lainnya di antaranya Paul Sumanjuntak, Bunda Fitri, Parlindungan Sinaga, Raymond dan juga Ketua PAC Medan Belawan, Maju Hinca Lumban Raja.

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi