Salat satu pasangan Calon Bupati Padanglawas, Putra Mahkota Hasibuan - Achmad Fauzan Nasution saat mendaftar ke KPU Padanglawas. (Analisadaily/Atas Siregar)
PEMILIHAN Bupati dan Wakil Bupati Padanglawas 2024 yang diikuti dua pasangan calon yaitu Putra Mahkota Alam Hasibuan - Achmad Fauzan Nasution dan Ahmad Zarnawi - Ifdal Harahap, telah memasuki tahapan penting. Di mana dimulainya masa kampanye 25 September hingga 23 November.
Pertarungan politik pasangan calon, maupun antar pendukung dan partai pengusung, bakal lebih mewarnai di tahapan ini. Momentum ini bukan sekadar kompetisi perebutan kekuasaan, melainkan momen penting bagi segenap masyarakat Padanglawas untuk menentukan pemimpin lima tahun ke depan.
Pilkada ini adalah wadah bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan persoalan rakyat dan membawa perubahan nyata. Kontestasi ini juga merupakan kesempatan emas bagi masyarakat Padanglawas, untuk memilih pemimpin yang tidak hanya sekadar menawarkan janji dan mimpi, yang dibalut dengan retorika politik.
Karena sesungguhnya seorang pemimpin itu harus bisa dipegang omongannya, bukan pemberi harapan palsu (PHP).
Pemimpin itu juga harus memiliki visi, pandangan ke depan untuk menata daerahnya. Mampu untuk merealisasikan program-program yang berdampak positif pada pembangunan daerah.
Sehingga setiap suara yang diberikan pemilih memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan daerah, menentukan arah kemajuan Padanglawas.
Pada 27 November nanti hari pemungutan suara, merupakan waktu yang tepat bagi masyarakat Padanglawas untuk memilih pemimpin visioner.
Memastikan bahwa pilihan tersebut akan menghasilkan pemimpin yang berdedikasi, berkompeten, dan mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan rakyat.
Saat kampanye, berdasarkan pengalaman pilkada-pilkada sebelumnya, publik akan disuguhi dengan retorika manis yang dijajakan oleh para calon pemimpin daerah. Setiap kata dan janji disampaikan dengan penuh pesona dan meyakinkan.
Namun, rakyat harus mencermati dan memastikan bahwa janji-janji tersebut tidak sekadar “jualan” kecap manis, tetapi benar-benar tercatat dalam program kerja calon kepala daerah.
Satu hal yang perlu diingat, seorang pemimpin harus bisa dipegang kata-katanya. Para calon kepala daerah itu, nanti setelah terpilih, jangan pernah melupakan janji-janji manis yang terucap saat kampanye.
Mereka harus menjaga konsistensi, antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan. Integritas dan kejujuran adalah kunci utama dalam kepemimpinan yang efektif.
Di sisi lain, masyarakat tidak boleh terbuai oleh kata-kata indah tanpa menilai substansinya. Di balik janji manis para kandidat tersebut, ada tanggungjawab besar yang harus diemban para pemilih.
Setiap janji harus dicermati dengan seksama, apakah itu hanya pepesan kosong atau merupakan visi yang terencana dengan matang serta program kerja yang benar-benar dapat memajukan Padanglawas dalam 5 tahun ke depan.
Ini adalah saat yang krusial untuk menguji kredibilitas dan komitmen para calon. Jangan biarkan pesona retorika dan orasi calon kepala daerah menutup mata para pemilih terhadap kenyataan di lapangan.
Masyarakat harus menjadi pemilih yang cerdas, menilai dengan objektif dan mendalam atas program kerja yang disampaikan. Hanya dengan cara ini masyarakat dapat memastikan bahwa suara rakyat tidak hanya menjadi bagian dari ritual demokrasi yang diperlukan untuk memenangi kontestasi.
Tapi bagaimana suara rakyat harus menjadi kunci bagi masa depan Padanglawas maju, dan sejahtera. Sehingga setelah pemilihan calonnya menang, masyarakat tidak ditinggalkan.
Sejatinya, seorang pemimpin adalah seorang visioner yang memiliki pandangan jauh ke depan dan membangun gagasan serta ide-ide yang mampu menghadirkan manfaat besar bagi masyarakatnya.
Kepemimpinan yang visioner pastilah memiliki visi yang jelas tentang tujuan dan arah yang ingin dicapai.
Pemimpin sejati juga, bukan sekadar pelaksana tugas partai politik pengusung, melainkan menjadi arsitek masa depan yang merancang strategi, dan jago mengeksekusi menjadi aksi untuk kemajuan daerah.
Mimpi besar yang digagas oleh calon pemimpin tidak boleh berhenti pada tahap janji kampanye semata.
Masyarakat sebagai pemilih memiliki peran penting dalam mengawal dan memastikan bahwa visi tersebut bukan sekadar retorika, melainkan benar-benar menjadi agenda yang terwujud dalam tindakan nyata.
Peran Penting
Mari kita jadikan momen Pilkada 2024 sebagai momentum perubahan untuk memilih pemimpin yang tidak hanya memiliki ambisi besar untuk mempertahankan dinasti kekuasaannya. Tetapi mari kita jadikan Pilkada Padanglawas memilih pemimpin baru.
Padanglawas dengan usia 17 tahun, membutuhkan sosok pemimpin visioner, pemimpin yang mampu melakukan perubahan, melakukan trobosan baru, dan mampu mengeksekusi kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyak.
Untuk menjawab semua itu, Padanglawas saat ini butuh perubahan di seluruh lini, sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat Padanglawas maju bisa terwujud. Semoga....
(ATS/BR)