Kontingen Peparnas dari Sumatera Utara foto bersama (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Solo - Kontingen Sumatera Utara sukses finish di peringkat lima klasemen perolehan medali, di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024, yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah. Hingga Sabtu (12/10) malam, Sumut telah mengoleksi 28 medali emas, 26 perak, dan 19 perunggu
Dari total tersebut, cabor para atletik penyumbang medali terbanyak dengan 11 emas, 9 perak, 6 perunggu. Kemudian para angkat berat 7 emas, 4 perak. Kemudian para taekwondo 5 emas, 2 perak, 2 perunggu. Serta para renang 3 emas, 3 perak.
Kemudian cabor para judo 1 emas, 3 perak, 2 perunggu. Cabor para catur 1 emas, 1 perak. Para panahan 1 perak, 2 perunggu, Tenpin Bowling 2 perak, 1 perunggu, anggar kursi roda 1 perak, dan tenis lapangan kursi roda 1 perunggu. Lalu, para tenis meja 3 perunggu dan para balap sepeda 2 perunggu.
Ketua NPC Sumut, Alan Sastra Ginting mengapreasi perjuangan seluruh atlet dan pelatih yang telah berusaha semaksimal mungkin meraih medali. Alan bersyukur Sumut masih bisa pertahankan peringkat lima besar yang pernah ditorehkan pada Peparnas 2021 Papua.
"Secara perolehan medali kita ada peningkatan dibanding Peparnas Papua. Termasuk sejumlah cabor yang telah pecah rekor. Bagi cabor yang belum capai target tentu kita akan ada evaluasi sekembali di daerah," kata Alan.
Torehan manis tersebut mendapat apresiasi langsung dari Pelaksana tugas Kadispora Sumut, Effendy Pohan. Menurut Pohan, atlet telah bertanding dengan semangat pantang menyerah.
"Kita sukses pertahankan posisi lima besar Peparnas. Saya salut dengan perjuangan mereka di cabor-cabor. Meski memiliki keterbatasan, tak menjadi penghalang mereka mengharumkan nama baik Sumut," ujar Effendy.
Renang Emas Ketiga
Sementara pada hari terakhir yang berlangsung di lintasan kolam Intan Pari Kabupaten Karanganyar, Sabtu (12/10) siang, para renang kembali sabet emas.
Tampil di nomor final 50 meter gaya kupu-kupu S6 putra, Fadli Ramadhan sukses meraih emas setelah finish tercepat dengan catatan waktu 40,54 detik. Medali perak dan perunggu direbut atlet dari Jawa Barat, masing - masing Fernando Candra Ibrahim rebut perak dengan waktu 42,17 detik dan Munawar Haris harus puas perunggu dengan 45,24 detik.
Usai meraih medali, air mata Fadli pun pecah seketika. Dirinya, mengaku sempat down lantaran panitia sempat memutuskan dirinya didiskualifikasi. Namun, setelah dilakukan review rekaman video, Fadli dinyatakan tidak melakukan kesalahan.
"Alhamdulillah, saya bisa membawa medali emas ini. Terima kasih untuk almarhum orang tua saya dsn uwek saya dan semua pengurus NPC dari provinsi Sumut dan Asahan yang terus mendukung saya," ujarnya.
Dirinya mengaku puas dengan penampilan selama di Peparnas kali ini. Mengingat saingan di tahun ini sangat sengit. Torehan satu emas dan dua perak sekaligus membayar lunas pengorbanan dan latihan keras di daerah.
"Tergantung mental kita untuk melewati proses ini. Saat kita latihan, orang mungkin pada tidur. Kita latihan di sini usai Subuh dan latihan sore. Tapi, inilah perjalanan proses kami latihan rutin. Ada cidera juga dalam proses ini, tapi Alhamdulillah hasilnya memuaskan," ucap Fadli.
Angkat Berat Emas
Sementara, pada hari terakhir cabor para angkat berat di hotel De Sunan Solo, Sabtu (12/10/2024) petang, angkat berat kembali sumbangkan 2 emas dan 1 perak.
Medali emas pertama melalui Candra Efendi di kelas under 80 kg putra, dengan total angkatan terbaik 325 kilogram. Sedangkan medali perak diraih Candra melalui angkatan terbaik dengan 163 kilogram. Medali emas menjadi milik Andika Eka Kaya dari Jawa Barat dengan angkatan 185 kilogram sekaligus pecahkan rekor Peparnas.
Medali emas kedua dipersembahkan lifter senior, Anto Boy di kelas under 107 kilogram usai melakukan angkatan terbaik dengan beban 171 kilogram. Torehan Anto Boy sangat dramatis lantaran di dua percobaan angkatannya gagal. Beruntung, pada angkatan ketiga Anto sukses melakukan good lift.
Usai penyematan medali, Anto Boy mengaku cidera bahu yang dialami berpengaruh pada performanya di awal. Beruntung, meski sempat menahan sakit, dirinya sukses melakukan angkatan di percobaan ketiga.
"Alhamdulillah, bisa mendapatkan medali emas dengan kondisi sedikit cidera di bagian bahu. Tadi terasa sakit waktu angkatan pertama sama kedua. Tadi, bismillah aja di angkatan ketiga dan Alhamdulillah emas," kata Lifter berusia 50 tahun itu.
Atletik Perak
Sementara pada hari terakhir yang berlangsung di Stadion Sriwedari, Solo pada Sabtu (12/10) siang, cabang para atletik Sumut hanya mampu menambah dua medali perak. Medali pertama disumbangkan Salman di nomor balap kursi roda T54 putra dengan waktu 4:05.05 detik.
Sedangkan medali perak kedua diraih melalui nomor estafet putra 4x100 meter putra T11-T13. Diperkuat M Habibilah, Eko, Hamildthon, dan Fransiskus, Sumut finish kedua dengan catatan waktu 45.66 detik.
Dengan tambahan tersebut, cabor para atletik pada Peparnas tahun ini memang menurun dibanding pada Peparnas sebelumnya. Pelatih para atletik Sumut, Sinung Nugroho mengakui ada sejumlah nomor yang memang meleset, tapi ada yang membuat kejutan. Namun, tidak tercapainya target memang ada sejumlah atlet Sumut tidak bertanding karena tidak ada peserta dari daerah lain.
"Ada beberapa nomor yang ditutup karena pesertanya cuma dua orang. Termasuk Putri Aulia atlet Paralimpik kita di elit yang batal bertanding. Terus ada yang memang meleset. Tapi, secara umum saya apresiasi perjuangan anak-anak. Memang persaingan cabor atletik tahun ini cukup sengit ya," kata Sinung.
Panahan Perak
Tambahan satu medali perak juga disumbangkan melalui cabang olahraga para Panahan yang berlangsung di Lapangan Kota Barat, Solo pada Sabtu pagi.
Pada final di nomor standar nasional putra W1, Asmen TM Sihotang harus menyerah atas atlet Jawa Barat sehingga harus puas dengan medali perak. Meski gagal, namun pencapaian kali ini jauh lebih baik. Pasalnya, panahan Sumut baru pertama kali meraih medali perak.
Pelatih para panahan Sumut, Budiono tetap mengapresiasi penampilan atletnya, terlebih memang tahun ini persaingan banyak datang dari atlet Paralimpiade. Begitupun, gagalnya emas memang diakui Budiono akibat faktor mental dan fokus di lapangan.
"Kalau teknik bermain dan kualitas sebenarnya ya merata ya semua provinsi. Tapi, pengalaman di event-event internasional ini juga perlu bagi atlet kita. Mudah-mudahan usai Peparnas ini kita akan perbanyak lagi latihan dan ikut kejuaraan," kata Budiono.
Boling Perak
Tambahan satu perak juga dipersembahkan melalui cabor boling yang berlangsung di Gedung Bengawan Sport Center, Solo pada Sabtu (12/10) malam. Medali perak diperoleh melalui Paldin Sipahutar di nomor All event putra TPB2. Paldin sukses mengumpulkan total nilai 1.593 poin. Sedangkan medali emas menjadi milik atlet Jawa Barat, Kacung Setiawan dengan nilai 1.604 poin.
Sementara, tuan rumah Jawa Tengah sudah diambang juara umum Peparnas 2024 setelah mengoleksi 158 emas, 120 perak, 123 perunggu. Kemudian Jawa Barat di posisi kedua dengan 119 emas, 115 perak, dan 117 perunggu.
Kemudian posisi tiga DKI Jakarta dengan 39 emas, 29 perak, 36 perunggu. Posisi keempat Papua dengan 33 emas, 44 perak, dan 40 perunggu. Serta Sumatera Utara melengkapi lima besar dengan 28 emas, 26 perak, 19 perunggu.
(CSP)