Asap Pabrik Hotmix Ganggu Siswa Belajar dan Warga di Bangun Dairi

Asap Pabrik Hotmix Ganggu Siswa Belajar dan Warga di Bangun Dairi
Siswa Sekolah Dasar di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, menutup hidung karena terpapar asap pabrik pengolahan aspal hotmix, Rabu (16/10) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sidikalang - Pemerintah Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi telah menerima keluhan masyarakat terkait dampak operasional pabrik aspal hotmix di Desa Bangun.

“Sudah saya terima keluhan. Asap pabrik hotmix atau AMP mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Belakangan ini, asap mengepul ke arah rumah penduduk dan sekolah," Camat Parbuluan, Landong Napitu, Rabu (16/10).

Dalam waktu dekat dia akan mengunjungi industri itu sekaligus meminta dokumen terkait. Semisal, dalam pendirian, seberapa tinggi corong asap yang dipersyaratkan. Terus, apa ketentuan lainnya.

“Akan diminta apa-apa saja komitmen perusahaan dengan masyarakat sekitar," kata Landong.

Jika ada ketidaksesuaian, nanti disampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi teknis guna ditindaklanjuti.

Seorang warga menyebut, asap pabrik hotmix dirasa tengik hingga mengganggu pernafasan.

“Proses belajar mengajar di SD Negeri 034783 terganggu. Ngak nyaman lagi. Ruangan jadi gelap ketika tiupan angin membawa limbah di udara itu ke arah sekolah," kata seorang warga yang tidak ingin namanya disebutkan.

Bagaimana guru tenang mengajar kalau baunya menyengat? Begitu juga siswa, terpaksa menutup hidung pakai seragam kala limbah itu datang. Sekali berhembus, bisa 2 sampai 3 menit pemandangan jadi gulita. Kata dia, jarak sekolah ke pabrik itu berkisar 300 meter. Rumah di dekatnya malah berjarak puluhan meter.

Keluhan itu mengemuka 2 pekan belakangan ini. Mereka khawatir dampak jangka panjang. Bagaimana kalau berlangsung begitu sampai 5 tahun?

“Kalau dibiarkan sampai 5 tahun, eksesnya diprediksi serius," kata dia lagi.

Dikatakan, posisi AMP lebih rendah dibanding sekolah. Makanya, asap jadi menyasar sekolah dan lingkungan sekitar sesuai arah angin.

Penduduk menyebut, telah mendatangi petugas di pabrik. Diperoleh respons, akan disampaikan ke pimpinan.

(SSR/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi