Sebagian kebun binatang terlihat ditutup setelah 11 monyet mati akibat sepsis setelah terinfeksi melioidosis dalam seminggu terakhir, di Hong Kong, China, 21 Oktober 2024. (REUTERS/Tyrone Siu)
Analisadaily.com, Hongkong - Dalam waktu sepekan terakhir, sebanyak 12 monyet di Kebun Binatang Hong Kong dilaporkan mati akibat infeksi bakteri Melioidosis, sebuah penyakit yang dapat menyerang hewan maupun manusia. Kematian terbaru dilaporkan pada Selasa malam oleh pihak berwenang, menambah daftar sebelumnya yang terdiri dari 11 monyet yang juga terjangkit sepsis akibat infeksi tersebut.
Kebun binatang yang berada di atas pusat keuangan kota ini telah menutup area mamalianya sejak 14 Oktober, tepat setelah laporan kematian monyet pertama muncul. Pihak berwenang mengambil tindakan pencegahan dengan menutup area tersebut dan memberikan perlengkapan pelindung kepada staf yang bekerja langsung dengan hewan-hewan di sana.
Menurut Departemen Layanan Kebudayaan dan Rekreasi Hong Kong, melansir REUTERS, Rabu (23/10/2024), kondisi kesehatan 78 mamalia lainnya yang ada di kebun binatang tersebut dinyatakan normal. Meski begitu, pemantauan ketat tetap dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Hasil otopsi yang dilakukan selama seminggu terakhir menunjukkan keberadaan bakteri penyebab melioidosis dalam jumlah besar di organ-organ monyet yang mati. Diduga kuat bahwa sumber infeksi berasal dari tanah di sekitar habitat mereka.
Kebun Binatang Hong Kong sendiri memiliki sejarah panjang, didirikan sejak tahun 1860 dan menjadi salah satu destinasi wisata tertua di kota tersebut. Meski begitu, kematian belasan monyet akibat penyakit melioidosis menjadi perhatian serius bagi pihak pengelola dan masyarakat setempat.
Melioidosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomallei, yang umumnya ditemukan di tanah dan air di wilayah tropis dan subtropis. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan hewan, dan gejala pada manusia bisa sangat beragam, mulai dari infeksi paru-paru hingga sepsis yang mematikan.
Sebagai langkah pencegahan, kebun binatang memastikan bahwa para staf yang bekerja di area mamalia mengenakan perlengkapan pelindung lengkap serta rutin menjalani pemantauan kesehatan. Area mamalia juga ditutup hingga waktu yang belum ditentukan, untuk meminimalkan risiko penularan penyakit lebih lanjut.
Kematian hewan secara massal seperti ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak bakteri tersebut pada fauna di kebun binatang, terutama di wilayah tropis di mana bakteri Burkholderia pseudomallei lazim ditemukan. Pihak berwenang akan terus melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan keselamatan hewan lainnya serta mencegah penyebaran infeksi lebih luas.
Dengan kejadian ini, perhatian terhadap kondisi kebersihan dan kesehatan di kebun binatang semakin meningkat, khususnya terkait dengan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bakteri di lingkungan alami hewan-hewan tersebut. (DEL)