Analisadaily.com, Los Angeles - Sutradara dan aktor Jesse Eisenberg kembali menghadirkan karya terbarunya, "A Real Pain", yang dirancang untuk menyentuh emosi mendalam melalui cerita dua sepupu Yahudi Amerika. Film ini, yang akan dirilis oleh Searchlight Pictures pada Jumat, 1 November 2024, mengikuti perjalanan emosional dua sepupu yang berkelana ke Polandia untuk menggali sejarah keluarganya dan menghadapi trauma masa lalu, termasuk peristiwa Holocaust.
Dalam film ini, Eisenberg ingin menggali konflik batin dua karakter utama, David (diperankan oleh Eisenberg) dan Benji (diperankan oleh Kieran Culkin), yang memiliki karakter bertolak belakang. Kedua sepupu ini mengikuti tur berkelompok untuk menelusuri sejarah nenek mereka, berusaha memahami warisan dan trauma yang ditinggalkan oleh Holocaust.
Menurut Eisenberg, tema film ini menggambarkan kontradiksi antara rasa sakit pribadi dan trauma kolektif yang jauh lebih besar. “Saya ingin membahas tentang rasa sakit yang dialami antar sepupu, namun dalam konteks yang lebih luas seperti trauma Perang Dunia II,” ungkapnya.
Melalui 'A Real Pain', Eisenberg menghadirkan pertanyaan mendalam kepada audiens: Rasa sakit mana yang layak diperhitungkan? Ia mempertanyakan apakah rasa sakit pribadi dua sepupu ini harus dianggap serius, walau jika dibandingkan dengan kengerian Holocaust mungkin terlihat kecil. “Apakah kita seharusnya mengabaikan mereka hanya karena hidup mereka tidak sebesar sejarah ini?” tambah Eisenberg.
Tidak hanya dibintangi oleh Eisenberg dan Culkin, film ini juga melibatkan aktor berbakat seperti Will Sharpe, yang berperan sebagai pemandu tur bernama James, serta Jennifer Grey, Kurt Egyiawan, Liza Sadovy, dan Daniel Oreskes. Hubungan kompleks antara David dan Benji turut membangun ketegangan emosional, dengan Benji yang sering memengaruhi dan bahkan menantang karakter lain sepanjang tur mereka.
Sharpe, yang juga dikenal lewat perannya di serial "The White Lotus", mengatakan bahwa karakter Benji memiliki pengaruh besar pada karakter lain dalam perjalanan ini, sering kali dengan pendekatan yang kompetitif. Bagi Grey, film ini merupakan eksplorasi tentang proses penyembuhan dari rasa sakit. “Obat untuk rasa sakit adalah penyembuhan, yang tidak berarti rasa sakitnya hilang, tetapi dapat mengubah perspektif,” jelas Grey.
Dari tema besar Holocaust hingga konflik batin masa kini, 'A Real Pain' memberikan perspektif baru tentang bagaimana manusia mengatasi rasa sakit dan menemukan makna di tengah trauma kolektif. Eisenberg berhasil membawa cerita yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menantang audiens untuk merefleksikan makna rasa sakit dalam kehidupan.
Film 'A Real Pain' diharapkan dapat menginspirasi serta memberikan perspektif baru tentang makna kehilangan, hubungan keluarga, dan proses penyembuhan diri.