Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Sukses Digelar di Medan, Dorong Pelestarian Bahasa Daerah di Sumatera Utara

Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Sukses Digelar di Medan, Dorong Pelestarian Bahasa Daerah di Sumatera Utara
Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Sukses Digelar di Medan. (Analisadaily/Asiatun Rodhiyah)

Analisadaily.com, Medan - Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 tingkat Provinsi Sumatera Utara sukses diselenggarakan di Hotel Le Polonia Medan, Kamis (14/11), dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang berasal dari 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara dengan 8 bahasa/dialeg. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Kurnia Utama, S.T.

Kegiatan ini merupakan puncak selebrasi dan apresiasi bagi anak-anak kreatif yang dengan semangat merayakan serta merevitalisasi bahasa daerah mereka masing-masing dengan cara yang menarik. Acara ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk mencintai dan melestarikan bahasa daerah di tengah arus globalisasi. Berbagai lomba dan kegiatan edukatif yang diadakan selama festival ini bertujuan memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kekayaan bahasa daerah di Sumatera Utara.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan Festival Bahasa telah berlangsung selama tiga tahun, dimulai pada tahun 2022 dengan peserta dari 5 kabupaten/kota, dilanjutkan pada tahun 2023 dengan peserta dari 10 kabupaten/kota, dan pada tahun ketiga ini diikuti oleh 12 kabupaten/kota.

"Festival ini merupakan kegiatan berjenjang, di mana Balai Bahasa Sumatera Utara membantu serta berkomunikasi dengan pemangku kepentingan untuk merevitalisasi bahasa daerah selama tiga tahun. Pada tahun terakhir ini, Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara tidak lagi mendampingi secara langsung, dengan harapan 5 kabupaten/kota yang didampingi pada tahun pertama dapat mandiri dalam merevitalisasi bahasa daerah dengan dukungan sumber daya dari anggaran kabupaten, sumber daya manusia, atau sumber daya lain yang dapat digunakan untuk memperkuat revitalisasi bahasa daerah," ujarnya.

Ia menjelaskan, pada tahun ini Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara bersama 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara melaksanakan revitalisasi bahasa daerah, yaitu Melayu dialek Panai, Melayu dialek Sorkam, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, Batak dialek Toba, Batak dialek Simalungun, dan Bahasa Nias.

"Berbagai tahapan pada tahun 2024 telah dilaksanakan secara bersama-sama. Tahapan Rapat Koordinasi Antarinstansi berlangsung pada 25-27 Februari, diikuti dengan Diskusi Kelompok Terpadu dan Koordinasi dengan Pakar serta Maestro mulai 7 Maret. Peningkatan Kompetensi Guru Utama dimulai pada 23 April, dan sejak saat itu, Bapak dan Ibu secara langsung melakukan pengimbasan dan pembelajaran. Kita juga merayakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional pada 1-5 Mei di Jakarta," tegasnya.

Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sumatera Utara ini diikuti oleh 180 peserta yang berkontribusi secara langsung untuk menunjukkan kemampuan mereka, yang merupakan hasil seleksi dari tingkat kabupaten/kota. Para peserta akan menampilkan penguasaan mereka dalam tujuh jenis kegiatan, yaitu: (1) membaca dan menulis aksara daerah, (2) menulis cerita pendek, (3) membaca dan menulis puisi (sajak), (4) mendongeng, (5) pidato, (6) menyanyi atau membawakan tembang tradisional, dan (7) komedi tunggal (stand-up comedy).

Revitalisasi Bahasa Daerah ini dilaksanakan atas kerja sama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan meneruskan program tahun 2022 dengan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padanglawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan. Pada 2023 kami menginisiasi untuk menambah kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Toba, Asahan, Langkat, dan Tapanuli Utara. Dan pada tahun 2024 kami menambah kerja sama dengan Kabupaten Nias dan Simalungun

"Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada para akademisi, budayawan, pakar, maestro, pengawas, kepala sekolah, guru, serta para pegiat dan pengembang bahasa daerah yang telah terlibat dalam rangkaian revitalisasi ini. Pada kesempatan ini, marilah kita memberikan apresiasi kepada anak-anak kita yang telah merayakan kebahagiaan, bersenang-senang, berlatih, dan merevitalisasi bahasa daerah mereka. Aktor utama dalam revitalisasi bahasa daerah ini adalah tunas muda yang telah menggunakan bahasa daerah dalam berbagai permainan dan media dengan penuh suka cita dan kegembiraan," ujar Kepala BBSU Hidayat.

Ia juga berharap agar semua pemangku kepentingan dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara dapat mendukung dan peduli terhadap bahasa daerah yang ada di lingkungan mereka. Kegiatan ini juga telah diambil alih oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk menerapkan model revitalisasi bahasa daerah ala Indonesia.

Selain itu, hal ini telah dicatatkan di UNESCO sebagai model yang dapat dikembangkan di seluruh dunia. Beberapa tahun yang lalu, Kepala Badan juga telah memberikan presentasi terkait revitalisasi bahasa daerah yang dilaksanakan di Indonesia.

"Kami di Sumatera Utara memang berencana untuk menjangkau semua kabupaten/kota dan bahasa daerah yang ada. Tapi, karena keterbatasan sumber daya, kami melakukannya secara bertahap. Kami mengikuti pola yang sudah diterapkan selama tiga tahun terakhir. Misalnya, untuk beberapa kabupaten seperti Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Padang Lawas Utara, dan Padang Sidempuan, yang tahun depan sudah tidak kami dampingi lagi.

Tapi, kami tetap akan melibatkan anak-anak dari daerah tersebut dalam kegiatan seperti Festival Tunas Bahasa Ibu ini dan menyeleksi mereka untuk ikut dalam Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada Hari Bahasa Ibu Nasional, Februari 2025. Kami sampaikan kepada lima kabupaten/kota yang telah kami damping selama tiga tahun bahwa kami akan melepas pendampingan tersebut, dan kami berharap pemerintah daerah akan terus melaksanakan revitalisasi bahasa daerah (RBD) di wilayahnya," tegasnya.

Pada kesempatan itu, ia juga meminta maaf atas penyesuaian dan pengurangan sumber daya, termasuk anggaran, yang harus dilakukan mengingat adanya surat edaran Menteri Keuangan terkait penghematan belanja anggaran perjalanan dinas pada 7 November lalu.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin agar kegiatan FTBI 2024 ini dapat berjalan dengan baik demi kebahagiaan anak-anak, namun beberapa penyesuaian harus dilakukan agar kegiatan ini tetap berjalan secara maksimal," katanya.

(SIA/BR)

Baca Juga

Rekomendasi