Petualangan Tanpa Pesawat: Omar Nok Jelajahi Jepang dengan Perahu, Kereta, dan Unta

Petualangan Tanpa Pesawat: Omar Nok Jelajahi Jepang dengan Perahu, Kereta, dan Unta
Petualangan Tanpa Pesawat: Omar Nok Jelajahi Jepang dengan Perahu, Kereta, dan Unta (Instagram @omar.nok)

Analisadaily.com, Tokyo - Jepang kini tengah mengalami lonjakan wisatawan yang memecahkan rekor, namun seorang petualang asal Mesir, Omar Nok, baru-baru ini berhasil mencatatkan rekor pribadi dengan perjalanan epik yang melintasi 46.239 kilometer (28.732 mil) tanpa menggunakan pesawat. Petualangan ini melibatkan berbagai moda transportasi mulai dari perahu, kereta, hingga unta, yang mengantarnya ke Jepang.

Omar Nok, yang kini menjadi selebriti media sosial dengan lebih dari 750.000 pengikut di Instagram, mendokumentasikan perjalanannya yang memukau, dimulai dari Kairo, Mesir, hingga Fukuoka, Jepang. Dalam sebuah wawancara di Tokyo, Nok mengungkapkan, “Sejak kecil, saya sudah ingin mengunjungi Jepang, tapi saya tidak ingin hanya terbang langsung ke sana tanpa mengetahui apa pun di sepanjang jalan.” Keinginannya untuk mengalami perjalanan sejauh mungkin membuatnya memutuskan untuk menghindari pesawat dan memilih untuk menjelajahi sebanyak mungkin negara.

Keputusan Nok untuk menghindari pesawat bertepatan dengan lonjakan kunjungan wisatawan ke Jepang, yang menarik hampir 27 juta pengunjung dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Melemahnya yen secara signifikan menjadikan Jepang sebagai destinasi yang lebih terjangkau, dengan total pengeluaran wisatawan mencapai 5,86 triliun yen (sekitar $37,58 miliar), sebuah rekor baru.

Bagi Nok, Jepang merupakan tujuan terjauh yang bisa dicapainya di Asia tanpa naik pesawat. Setelah melakukan perjalanan panjang dengan berbagai moda transportasi, ia akhirnya tiba di Tokyo pada 7 November, tepat 274 hari setelah meninggalkan Kairo. Sebagai perbandingan, penerbangan langsung dari Kairo ke Tokyo hanya memakan waktu sekitar 12 jam.

Perjalanan Nok dimulai dari pelabuhan Laut Merah di Safaga, Mesir, menuju Arab Saudi menggunakan kapal kargo. Hari pertama perjalanan ini merupakan tantangan terbesar bagi Nok, terutama karena rasa gugupnya memasuki wilayah yang belum ia kenal. Namun, dengan dukungan dan semangat dari ayahnya, ia berhasil melewati rasa takut itu dan melanjutkan petualangannya.

Di sepanjang perjalanan, Nok menumpang kendaraan menuju Mekkah, berselancar pasir di gurun Iran, serta mengalami mogok di pegunungan Tajikistan dengan mobil Dodge Challenger ungu yang dikendarai oleh seorang petualang lain. Nok juga menunggang kuda dan unta saat melintasi Kirgistan dan Kazakhstan, menambah warna petualangannya yang penuh cerita.

Meskipun perjalanannya begitu panjang, Nok berhasil menjaga biaya hidupnya tetap rendah. Sebagai contoh, biaya sehari-hari hanya sekitar $25, dengan total biaya perjalanan dua minggu melalui Afghanistan yang hanya menghabiskan $88. Pengalamannya ini juga menjadi inspirasi bagi banyak pengikutnya yang melihatnya sebagai contoh optimisme di tengah ketegangan politik dan konflik global.

Selama perjalanannya, Nok merasa aman berkat kebaikan dan keramahan orang-orang yang ia temui. "Saya selalu bergerak seperti penduduk lokal, dan setiap kali membutuhkan bantuan, selalu ada orang yang bersedia membantu," ujarnya. Nok juga percaya bahwa perjalanan ini menjadi sarana untuk menunjukkan sisi positif dari negara-negara yang sering terdengar hanya berita negatif.

Baca Juga

Rekomendasi