Kolaborasi (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: War Djamil
KAMIS 14 November 2024. Di Medan, Serikat Perusahaan Pers (SPS) Provinsi Sumatera Utara (SPS Sumut) menyelenggarakan Dialog Pers. Peserta unsur media massa, Kominfo dari Pemkab/Pemko dan unsur Humas perusahaan swasta.
Ditampilkan dua narasumber. Ketua Umum SPS Pusat Januar P.Ruswita dan Pj.Gubernur Sumut Agus Fatoni dengan moderator Pemred Harian “Analisa” War Djamil.
Seperti biasa. Suasana semula tertegun. Mencair tatkala moderator membuka forum dengan dua pantun. Dan, usai paparan sumbangsih pemikiran dari dua narasumber, berlanjut sesi tanya jawab. Mengapa inti dari dialog terarah pada kolaborasi ? Ini terbaca dari tema “Membangun Kolaborasi, Meningkatkan Informasi Publik”.
Dua sisi. Pertama, memang pihak SPS Sumut periode kepegurusan pimpinan Ketua Farianda Putra Sinik dan Sekretaris Hendrik Prayitno (2024-2028) ini bertekad membangun kolaborasi pihak media dengan berbagai pihak. Kedua, dari kolaborasi antarpihak itu ditargetkan informasi bagi publik terus meningkat.
Nah, dari butir-butir yang diungkap Januar P.Ruswita, kolaborasi itu akan melahirkan hubungan komunikasi publik yang intens mencakup unsur-unsur pemerintah, publik, akademisi serta pihak swasta. Hubungan kolaboratis dengan target untuk sampainya pesan-pesan penting kepada publik, ucap Januar.
Realistis saat ini, kehidupan atau kesehatan media massa di dunia sedang “tidak baik-baik saja”. Namun, secara khusus media cetak mencari solusi untuk kesinambungan terbit. Sekarang ini, yang punya uang yaitu pemerintah.
Di sini diharapkan ada alokasi belanja komunikasi untuk media. Pj.Gubsu yang mendengar kondisi ini diharapkan mendukung kolaborasi guna ditemui jalan ke luar dan membantu kehidupan media.
Harus dicatat, ucap Januar. Jangan pesimis tentang nasib koran. Kini di sejumlah negara seperti India, Kanada, beberapa negara di Amerika Selatan, generasi-Z mulai kembali menikmati informasi dari media cetak. Bahkan di Inggris, kampus-kampus mulai mengarahkan mahasiswa kembali membaca buku, yang bermakna ke media cetak.
Apa pula inti ungkapan dari Pj.Gubsu? Keterbukaan informasi penting. Kebebasan pers harus dijaga. Pemerintah sudah hadir. Kegiatan pemerintah patut didukung media dengan pemberitaan pembangunan dan lain-lain.
Melalui publikasi media itulah, publik mengetahui “kehadiran” pemerintah dalam arti sesungguhnya, ucap Agus Fatoni seraya menambahkan, namun media kiranya terus menjaga kualitas. Hindari berita bohong. Media tetap melakukan fungsi pengawasan, termasuk menjelang dan saat pelaksanaan pilkada 2024 ini.
Saya ingin menggarisbawahi, pemerintah butuh media dan sebaliknya. Jadi sesungguhnya kita saling membutuhkan. Bukan sepihak saja. Nah, perlu dilakukan kolaborasi yang harmonis.
Pihak media tentu terus meningkatkan sumber daya manusia, agar karya jurnalistik tetap bermutu. Juga untuk kelangsungan penerbitan. Pemprov Sumut akan mendukung hal ini. Meski dana terbatas dan jumlah media terus bertambah, tetapi tetap akan dibantu.
Jadi, saya nyatakan, kolaborasi pemerintah dengan pihak pers sangat penting, ucap Agus Fatoni gamblang.
SAAT sesi tanya jawab muncul saran dan juga kritik dari peserta. Namun dua narasumber ini menjawab dengan arif. Pada bagian akhir forum dialog ini, tim perumus terdiri Agus Salim Ujung, Dodi Hamzah Pohan dan Asih Astuti memetik inti dari forum yang dirumus menjadi Rekomendasi Dialog Pers yang disampaikan kepada Pj.Gubsu oleh Ketua SPS Sumut saat itu juga.
Harapan pihak SPS Sumut. Tentu saja dalam waktu singkat, kolaborasi tersebut akan terwujud melalui berbagai bentuk kegiatan. Pihak SPS Sumut dan media kiranya melahirkan kegiatan bersama dengan Kominfo Pemkab/Pemko.
Ini perlu dukungan Pemprov sehingga Pemkab dan Pemko dapat menrealisir rekomendasi ini. Tak kecuali tentunya dengan humas-humas perusahaan swasta, kemitraan terus berlanjut bahkan dengan peningkatan yang bermanfaat bagi kedua pihak.
Kita nantikan kolaborasi ini. Semoga rekomendasi dari Dialog Pers tidak tersimpan dalam laci. Tetapi menjadi kenyataan. Kita tunggu sekali lagi, semoga terwujud.
(NAI/RZD)