SUMUT Mengajar. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (2023), provinsi ini mencatat angka putus sekolah jenjang SMA tertinggi di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Gerakan SUMUT Mengajar hadir sebagai upaya nyata meningkatkan kualitas pendidikan di daerah.
Program ini berlangsung pada 5–18 Agustus 2024 di Desa Sampe Raya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, dengan melibatkan mahasiswa asal Sumut yang pulang kampung untuk berbagi ilmu dan inspirasi kepada pelajar setempat.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan motivasi, dan menebar inspirasi bagi pelajar di pedesaan. Para relawan melalui proses seleksi administrasi, wawancara, dan pembekalan sebelum mengajar di berbagai bidang, seperti pendidikan, sosial, kesehatan, seni, dan lingkungan.
Tuti Hura, seorang mahasiswi yang menjadi relawan, menyampaikan bahwa keikutsertaannya dilandasi rasa tanggung jawab sosial. "Melalui kegiatan ini, kita dapat memahami pentingnya berperan aktif dalam menyelesaikan isu pendidikan di Sumut. Harapannya, gerakan ini mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat," ungkapnya dalam wawancara belum lama ini.
Gerakan ini dilaksanakan dua kali setahun, dengan komitmen memberikan kontribusi tanpa keuntungan materi. Inisiatif ini lahir sebagai bentuk solidaritas mahasiswa terhadap masyarakat dan usaha kolektif dalam meningkatkan kualitas intelektual bangsa. "Ini adalah mandat konstitusional sekaligus kewajiban bagi kita sebagai warga negara," tambah Tuti.
Dengan visi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menularkan optimisme, Gerakan SUMUT Mengajar diharapkan menjadi solusi konkret atas tantangan pendidikan di Sumatera Utara, serta memperkuat hubungan sosial antara mahasiswa dan masyarakat.
(REL/SIA/BR)