Sejumlah peserta antusias mengikuti sosialisasi e oat pilar yang digelar Yasonna Laoly, Minggu (24/11) (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Anggota DPR RI Yasonna H. Laoly menekankan Empat Pilar Kebangsaan sebagai fondasi utama untuk menjaga keutuhan dan stabilitas bangsa. Demikian dikatakannya dalam sesi sosialisasi Empat pilar kebangsaan yang diadakan di Medan, Minggu (24/11).
Menurutnya, keempat pilar kebangsaan yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara adalah pedoman yang tidak hanya relevan, tetapi juga sangat krusial dalam menghadapi tantangan global.
Menurutnya, tantangan kebangsaan itu ada yang datangnya dari internal dan eksternal. Tantangan kebangsaan internal di antaranya masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan.
Oleh karena itu, menurut Yasonna, pemahaman dan pengamalan Empat Pilar oleh seluruh elemen masyarakat adalah kunci untuk memperkuat identitas nasional dan mencegah konflik horizontal yang berpotensi mengganggu harmoni kehidupan bermasyarakat.
"Sosialisasi ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi sebuah upaya strategis untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari," tegas Yasonna.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi perlunya sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam menyebarluaskan nilai-nilai ini.
"Melalui pendidikan dan diskusi terbuka seperti ini, kita dapat membangun generasi muda yang tidak hanya memahami, tetapi juga mengimplementasikan prinsip-prinsip Pancasila, menghormati perbedaan, dan berkontribusi positif bagi bangsa," tambahnya.
Acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat dari berbagai kalangan. Diskusi interaktif yang diadakan dalam sesi tersebut juga menyoroti tantangan yang dihadapi bangsa, seperti lemahnya penegakan hukum, pengaruh globalisasi, serta radikalisme yang dapat mengancam keutuhan negara.
"Tugas kita adalah memastikan bahwa nilai-nilai luhur bangsa ini tidak hanya hidup di buku sejarah, tetapi juga menjadi napas dalam setiap tindakan kita sebagai warga negara Indonesia," pungkasnya.
(NAI/RZD)