Gunung Semeru erupsi pada Rabu (4/12/2024) pukul 05.46 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG/pri)
Analisadaily.com, Lumajang - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi dengan amplitudo maksimum 22 milimeter (mm) pada Rabu (4/12) sore.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 16.29 WIB. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dilansir dari Antara.
Ia mengatakan erupsi gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, itu secara visual tinggi kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut.
Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 11 kali sejak pukul 00.26 WIB hingga 16.29 WIB dengan tinggi kolom letusan 200 meter hingga 900 meter di atas puncak Mahameru.
Erupsi Gunung Semeru yang disertai dengan letusan setinggi 900 meter di atas puncak terjadi pada pukul 00.48 WIB dan 05.46 WIB dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Ia menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak erupsi.
Selanjutnya di luar jarak tersebut, lanjutnya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(ANT/CSP)