Fasilitas kesehatan di Suriah. (Xinhua)
Analisadaily.com, New York - Para aktivis kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan ratusan warga sipil diperkirakan tewas atau terluka selama sepekan pertempuran di Suriah utara pada Jumat (6/12).
Dilansir dari Antara, Sabtu (7/12), kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan pertempuran yang kian memanas di bagian utara, yang meluas ke bagian lain negara itu, merupakan ancaman besar bagi keselamatan warga sipil, dan kerusakan infrastruktur turut mengancam pengiriman bantuan.
Konflik juga menyebabkan sedikitnya 370.000 orang telah mengungsi. Situasi di negara itu terus berubah dan jumlah korban yang pasti belum dapat dikonfirmasi, jelas OCHA.
Menurut kantor tersebut, dari 370.000 orang yang mengungsi, sebanyak 100.000 orang berpindah lebih dari satu kali. Sebagian besar dari para pengungsi adalah perempuan dan anak-anak.
OCHA mengatakan meskipun jumlah pastinya masih harus dikonfirmasi, mereka menerima laporan lebih dari 370 warga sipil tewas hanya di daerah Hama saja.
OCHA mengatakan layanan publik dan fasilitas penting di Aleppo terganggu atau tidak berfungsi karena kekurangan suplai dan personel yang sangat berdampak pada sistem perawatan kesehatan setempat. Kondisi tersebut menyebabkan penangguhan operasi di sejumlah fasilitas kesehatan utama di Aleppo dan Idlib.
Puluhan ribu orang telah mengungsi ke bagian timur laut negara itu, jelas sejumlah aktivis kemanusiaan.
Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang beroperasi di timur laut memperkirakan bahwa 60.000-80.000 orang baru saja mengungsi, termasuk lebih dari 25.000 orang yang ditampung di pusat-pusat penampungan pengungsi.
"Pusat-pusat pengungsian ini terisi penuh segera setelah didirikan," kata OCHA menambahkan dengan lokasi-lokasi yang saat sudah penuh, orang-orang tidur di jalanan atau di dalam mobil mereka, pada suhu di bawah nol derajat Celsius.
PBB sedang bekerja sama dengan mitra-mitra kemanusiaannya di timur laut untuk mengidentifikasi kebutuhan keluarga-keluarga yang telah tiba di pusat-pusat pengungsian.
(ANT/CSP)