Penumpang saat hendak menaiki bus ALS. Jelang Nataru, penumpang bus ALS alami penurunan sampai 30 persen (Analisadaily/Yogi Yuwasta)
Analisadaily.com, Medan - Sepekan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) belum terlihat adanya lonjakan penumpang di pool bus Antar Lintas Sumatera (ALS) Jalan Sisingamangaraja, Medan. Bahkan, ada penurunan penumpang Nataru pada tahun ini sekitar 30 persen jika dibandingkan tahun lalu.
"Seperti yang abang lihat tadi di pool bus kita masih sepi penumpang. Belum ada lonjakan. Sepertinya memang tahun ini ada penurunan sekitar 30 persen," ungkap Humas Pool Bus ALS, Alwi Matondang pada Analisa, Selasa (17/12).
Penurunan jumlah penumpang tahun ini, kata Alwi, disebabkan beberapa faktor diantaranya, adanya kebijakan pemerintah yang menurunkan tiket pesawat terbang tujuan domestik sekitar 10 persen dan kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil.
"Faktor penyebabnya mungkin karena kondisi ekonomi yang belum stabil dan adanya kebijakan pemerintah yang menurunkan 10 persen tiket pesawat terbang untuk tujuan domestik," katanya.
Selain itu, sambung Alwi, libur Nataru yang berdekatan dengan libur sekolah dan Lebaran, diprediksi masyarakat menahan diri untuk melakukan perjalanan (bepergian).
Indikasi ini bisa dilihat belum adanya lonjakan penumpang dari Jakarta ke Medan. Kalau biasanya, kata Alwi mulai tanggal 18 sampai 21 Desember sudah terlihat lonjakan penumpang dari Jakarta menuju ke Medan. Tapi tahun ini, lonjakan belum terlihat.
"Lonjakan biasanya terjadi pada 18 sampai 21 Desember dari Jakarta. Tapi kita pantau lonjakan sepertinya bakal terjadi pada 19 samapi 21 Desember. Mungkin juga dipengaruhi faktor bencana alam seperti banjir dan longsor atau penyebrangan Merak-Bakauheni yang terkendala karena gelombang tinggi juga menjadi kendala," sebut Humas perusahaan bus ALS yang mulai beroperasi sejak 29 September 1966.
Namun, untuk permintaan tiket trek pendek seperti, Medan-Madina, Medan-Padang, Medan-Pasaman, Medan -Bukit Tinggi sudah mulai mengalami lonjakan. Tapi, lonjakan ini terjadi karena musim libur sekolah (kuliah). Jadi, banyak siswa atau mahasiswa yang pulang kampung.
Alwi juga mengungkap, dampak dari pembangunan tol sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi bus. Namun yang paling utama sebenarnya faktor ekonomi.
"Bagaimana orang mau bepergian naik bus melewati jalan tol kalau ekonomi sulit. Tapi memang dengan adanya tol kami sangat terbantu sekali," ungkapnya.
Alwi berharap agar pemerintah terus meningkatkan sarana dan prasarana angkutan darat khususnya bus. Terlebih peningkatan kualitas jalan lintas Sumatera.
"Seperti yang kita lihat sekarang kondisi jalan di Batu Jomba, Tapanuli Selatan. Kalau bisa segera dicarikan solusinya karena trayek ALS ada yang melewati jalur tersebut," jelasnya.
(YY/RZD)