Upaya Cegah Kecacingan, FK USU Berikan Edukasi dan Pengobatan di Pesantren Darul Arafah Raya (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) sukses menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema 'Edukasi, Pemeriksaan, dan Pengobatan Kecacingan di SDI Arafah Pesantren Darul Arafah Raya' pada tanggal 5-6 Agustus 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat Skema Perintis yang melibatkan mahasiswa dan tenaga pengajar FK USU.
Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Irma Sepala Sari Siregar, MKT, sebagai Ketua Pelaksana, bersama dr. Dewi Saputri, MKT, dan dr. Almaycano Ginting, M.Kes, M.Ked(Clin.Path), Sp.PK. Fokus utama kegiatan adalah mendeteksi infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar serta memberikan edukasi kepada siswa dan guru untuk mencegah penularan kecacingan melalui pola hidup bersih dan sehat.
Menurut data Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular, Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kecacingan tinggi di Indonesia, menduduki peringkat ketiga setelah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sumatera Barat (Sumbar). Hal ini menjadi perhatian serius karena kecacingan dapat memicu gangguan gizi buruk dan berpotensi menyebabkan stunting pada anak.
“Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, terutama di lingkungan pesantren. Kami ingin memutus rantai penularan kecacingan yang berdampak pada kesehatan anak-anak,” ujar dr. Irma Sepala Sari Siregar, MKT.
Dijelaskannya, kegiatan diawali dengan survei lingkungan sekolah, termasuk ruang belajar, tempat bermain siswa, tempat cuci tangan, dan fasilitas lainnya. Edukasi tentang bahaya kecacingan, cara penularan, dan pencegahannya juga diberikan kepada siswa dan guru.
Selain itu, siswa diminta untuk mengumpulkan sampel tinja mereka yang kemudian diperiksa di Laboratorium Parasitologi FK USU. Bila pada pemeriksaan tinja didapatkan hasil positif terinfeksi cacing, maka pada siswa tersebut selanjutnya akan diberikan pengobatan sesuai dengan jenis cacing yang menginfeksi.
“Kami memeriksa kecacingan jenis cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing tambang yang umum menyerang anak-anak. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan siswa terbebas dari infeksi cacing yang dapat mengganggu tumbuh kembang mereka,” ungkap dr. Irma.
Menurut dr. Irma, salah satu tantangan utama dalam kegiatan ini adalah mendapatkan izin dari orang tua siswa untuk pengumpulan sampel tinja. “Sebagian orang tua masih merasa ragu, meskipun kami sudah memberikan penjelasan. Kami berharap di masa depan, dukungan dari orang tua lebih besar sehingga pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, dr. Irma berharap siswa dan guru dapat memahami pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Kami juga mendorong agar ke depan orang tua juga dilibatkan dan dapat hadir dalam kegiatan edukasi sehingga pola hidup sehat dapat diterapkan secara bersama-sama di rumah dan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Kegiatan ini memberikan manfaat nyata bagi siswa SDI Arafah, termasuk peningkatan pengetahuan tentang kecacingan dan langkah pencegahannya. Selain itu, siswa yang positif terinfeksi mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
“Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa FK USU untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di perkuliahan sekaligus berkontribusi kepada masyarakat. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan di sekolah-sekolah lain,” tutup dr. Irma.
(DEL)