Pemanfaatan Media Sosial. (Analisadaily/Istimewa)
Oleh: Donas Putra dan Prof Dr. Elisabet Siahaan, S.E., M.Ec.
1. Personal Branding dan Perilaku Profesional di Media Sosial Personal branding adalah konsep yang sangat penting dalam perilaku berorganisasi. Mahasiswa Ilmu Manajemen USU dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun dan memperkuat personal branding mereka dengan menampilkan diri secara profesional dan autentik. Di LinkedIn, misalnya, mereka bisa menyusun profil yang menggambarkan keahlian, pengalaman kerja, pencapaian akademis, serta minat dalam bidang manajemen. Namun, dalam membangun personal branding, mahasiswa harus memperhatikan perilaku yang mencerminkan profesionalisme. Hal ini termasuk cara berkomunikasi, berbagi konten yang relevan, dan menghindari konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai profesional. Dalam perilaku berorganisasi, individu yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan dapat menjaga citra positif di media sosial lebih cenderung dilihat sebagai aset berharga bagi organisasi atau perusahaan.
2. Kolaborasi dan Jaringan Profesional melalui Media Sosial Konsep perilaku berorganisasi yang kedua adalah kolaborasi. Di dunia profesional, kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain adalah hal yang sangat dihargai. Media sosial menyediakan platform yang memungkinkan mahasiswa Ilmu Manajemen USU untuk berkolaborasi dan membangun jaringan dengan profesional lain di bidang manajemen dan bisnis. 1 LinkedIn dan grup diskusi di Facebook atau Telegram merupakan contoh tempat yang tepat bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan rekan-rekan seprofesi, serta bergabung dalam diskusi yang memperkaya wawasan mereka. Kolaborasi online ini juga memungkinkan mereka untuk belajar dari pengalaman orang lain, berbagi pengetahuan, dan memperkenalkan diri melalui komentar atau artikel yang dibagikan. Dengan membangun hubungan yang kuat melalui interaksi di media sosial, mahasiswa tidak hanya memperluas jaringan profesional mereka, tetapi juga membangun reputasi yang dapat membantu mereka dalam mendapatkan pekerjaan.
3. Menampilkan Keterampilan Manajerial dan Pencapaian dalam Konteks Organisasi Dalam konsep perilaku berorganisasi, mahasiswa Ilmu Manajemen perlu menunjukkan kemampuan manajerial yang mereka miliki. Media sosial memberikan ruang untuk memamerkan keterampilan tersebut melalui portofolio yang terorganisir dengan baik. Misalnya, melalui platform seperti Instagram, Twitter, atau LinkedIn, mahasiswa dapat membagikan pencapaian mereka dalam proyek manajerial, pengalaman magang, atau lomba- lomba yang mereka ikuti. Penting untuk menyusun konten dengan cara yang menunjukkan keterampilan berorganisasi yang baik, seperti pengelolaan waktu, kemampuan dalam bekerja dalam tim, serta kemampuan untuk memimpin dan beradaptasi dengan perubahan. Dengan menampilkan pencapaian yang relevan, mahasiswa dapat memperlihatkan kompetensi mereka dalam pengelolaan sumber daya, yang sangat dicari oleh perusahaan.
4. Kepemimpinan Digital dan Perilaku Proaktif Salah satu perilaku yang sangat dihargai dalam dunia kerja adalah proaktivitas. Mahasiswa Ilmu Manajemen USU bisa menunjukkan perilaku ini dengan aktif berpartisipasi dalam diskusi online, membagikan pengetahuan, serta mengorganisir atau terlibat dalam proyek atau kegiatan yang relevan dengan bidang manajemen. Media sosial memberi ruang bagi mahasiswa untuk memimpin proyek kecil atau berpartisipasi dalam kelompok profesional yang berdiskusi mengenai topik-topik terkini dalam manajemen. Dengan memanfaatkan platform seperti LinkedIn untuk mempublikasikan artikel atau melakukan webinar, mahasiswa dapat menunjukkan kapasitas kepemimpinan mereka di dunia digital. Ini merupakan salah satu perilaku berorganisasi yang bisa menarik perhatian perekrut dan perusahaan. 5. Etika Berorganisasi dalam Penggunaan Media Sosial Perilaku berorganisasi juga sangat bergantung pada etika dan sikap profesional yang dimiliki individu. Mahasiswa Ilmu Manajemen perlu berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi dan menjaga etika profesional saat menggunakan media sosial. Informasi yang dibagikan harus relevan, bermanfaat, dan tidak merugikan pihak lain. Selain itu, mahasiswa harus bisa membedakan antara kehidupan pribadi dan profesional mereka di media sosial. Menjaga sikap positif dan tidak terlibat dalam konten yang kontroversial akan membantu memperkuat kesan profesional di mata audiens, terutama calon perekrut. Perilaku ini mencerminkan integritas dan kesadaran etis yang tinggi, yang sangat dicari oleh perusahaan.
6. Penggunaan Media Sosial untuk Meningkatkan Visibilitas dan Peluang Kerja Media sosial juga dapat digunakan untuk meningkatkan visibilitas mahasiswa Ilmu Manajemen di mata perusahaan. Dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti iklan berbayar di LinkedIn atau Instagram, mahasiswa dapat meningkatkan peluang mereka untuk dilihat oleh perusahaan yang sedang mencari kandidat dengan keahlian di bidang manajemen. Secara khusus, dengan mengikuti dan berinteraksi dengan perusahaan atau organisasi yang diinginkan, mahasiswa bisa mendapatkan informasi mengenai peluang kerja atau magang yang relevan dengan bidang studi mereka. Ini menunjukkan perilaku berorganisasi yang aktif, yang dapat membuka lebih banyak peluang pekerjaan.
Kesimpulan Pemanfaatan media sosial oleh mahasiswa Ilmu Manajemen USU dalam menyebarluaskan portofolio mereka tidak hanya soal memperkenalkan diri, tetapi juga bagaimana mereka menerapkan konsep perilaku berorganisasi dalam dunia digital. Dengan memanfaatkan media sosial secara profesional dan etis, serta aktif berkolaborasi dan menunjukkan kepemimpinan, mahasiswa dapat memperkuat jaringan mereka dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Penting bagi mahasiswa untuk tidak hanya mengunggah konten yang menarik, tetapi juga memperhatikan cara berinteraksi yang mencerminkan keterampilan manajerial dan perilaku profesional. Dengan demikian, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk mempercepat transisi mahasiswa Ilmu Manajemen ke dunia kerja yang kompetitif.(DEL)