Ombus-Ombus: Makanan Khas Siborong-Borong dengan Sejarahnya yang Unik

Ombus-Ombus: Makanan Khas Siborong-Borong dengan Sejarahnya yang Unik
Ombus-Ombus: Makanan Khas Siborong-Borong dengan Sejarahnya yang Unik (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Utara - Ombus-ombus adalah salah satu makanan khas dari Siborong-borong, Tapanuli Utara, yang memiliki cita rasa khas dan sejarah yang menarik. Makanan ini sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Batak dan dikenal luas tidak hanya di Siborong-borong, tetapi juga di berbagai daerah seiring dengan tersebarnya komunitas Batak.

Awalnya, kue ini dikenal dengan nama "lappet bulung tetap panas" yang berarti kue lappet yang tetap panas. Nama tersebut diberikan ketika pertama kali dibuat oleh Musik Sihombing pada tahun 1940 di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Musik Sihombing membuat kue ini di rumahnya yang terletak di Jalan Balige Pusat Pasar Siborong-borong. Pada waktu itu, kue lappet adalah jajanan yang sangat populer dan banyak peminatnya.

Namun, setelah meninggalnya Musik Sihombing, usaha pembuatan kue ini diteruskan oleh tetangganya, Anggiat Siahaan. Anggiat yang melihat potensi usaha ini memutuskan untuk mengubah nama "lappet bulung tetap panas" menjadi "Ombus-Ombus", yang berasal dari kata "ombus" yang berarti meniup. Nama ini dipilih karena makanan tersebut sangat panas dan harus ditiup terlebih dahulu sebelum dimakan.

Seiring berjalannya waktu, nama Ombus-ombus pun lebih dikenal dan menjadi simbol kuliner khas Siborong-borong. Kini, Ombus-ombus bisa ditemukan di berbagai tempat, berkat popularitasnya yang terus berkembang.

Ombus-ombus terbuat dari bahan dasar tepung beras atau tepung pulut, kelapa muda parut, dan gula merah. Proses pembuatan kue ini cukup sederhana. Adonan tepung dicampur dengan air hingga bisa dipulung. Kemudian, daun pisang dibentuk persegi panjang dan dilipat membentuk kerucut. Isian Ombus-ombus terdiri dari campuran tepung dan kelapa parut yang dimasukkan ke dalam daun pisang, lalu diberi setengah sendok teh gula merah. Setelah itu, daun pisang direkatkan dan dikukus selama 30-45 menit.

Ombus-ombus akan siap disantap ketika masih panas. Rasanya yang manis, gurih, dan hangat membuatnya cocok disajikan bersama kopi atau teh hangat, terutama pada acara pernikahan dan upacara adat Batak.

Makanan sederhana ini tidak hanya sekadar cemilan, tetapi juga mengandung filosofi. Ombus-ombus dianggap sebagai simbol makanan yang memuaskan, sehat, dan hangat. Dalam tradisi Batak, kue ini sering dihidangkan dalam berbagai acara adat, sebagai wujud kebersamaan dan rasa syukur.

Dari sebuah usaha kecil yang dimulai oleh Musik Sihombing, Ombus-ombus kini telah menjadi ikon kuliner yang terkenal di berbagai daerah. Berkat perubahan nama yang kreatif dan rasa yang khas, Ombus-ombus terus dikenal dan dinikmati oleh banyak orang. Tidak hanya di Siborong-borong, tapi juga di berbagai daerah lainnya, terutama di kalangan masyarakat Batak.

Dengan rasa yang lezat dan cara pembuatan yang sederhana, makanan ini berhasil bertahan dan menjadi bagian dari budaya Batak yang harus terus dilestarikan. Jika Anda berkunjung ke Siborong-borong atau daerah dengan komunitas Batak, jangan lupa untuk mencicipi kue khas ini dan merasakan kehangatan yang ditawarkan oleh Ombus-ombus.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi