Arsip foto - Seorang juru masak sedang menghias kue Natal di sebuah pabrik roti di Malang, Jawa Timur (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Analisadaily.com, Jakarta - Berrbagak makanan tinggi gula yang biasanya disajikan selama Natal meningkatkan kecenderungan orang untuk menuruti keinginan makan, sehingga menimbulkan risiko kenaikan berat badan selama liburan.
Dilansir dari Antara, Kamis (26/12), pemasangan label nutrisi memungkinkan konsumen memilih makanan yang tidak berisiko bagi kesehatan mereka, tetapi efektivitas pelabelan dalam mempengaruhi preferensi makan orang belum diketahui secara jelas.
Hasil riset yang dipublikasikan di Acta Psychologica Volume 245 edisi Mei 2024 menunjukkan, kue Natal berwarna-warni meriah tampak lebih menggugah selera makan daripada kue tanpa gula, meningkatkan peluang orang untuk mengonsumsi gula berlebih selama liburan.
Menurut siaran The Hindustan Times pada Rabu (25/12), penelitian itu dilakukan pada 58 orang berusia 17 hingga 49 tahun yang sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal dan merayakan Natal.
Para peserta diminta memakai kacamata pelacak gerak mata saat melihat meja prasmanan berisi empat kue dengan dan tanpa gula serta dengan atau tanpa asosiasi Natal.
Pada meja itu juga ditaruh dua barang bukan makanan, yakni hadiah yang dibungkus kado dan diberi label sebagai hadiah Natal atau hadiah ulang tahun.
Pola tatapan peserta penelitian kemudian dicatat. Hasilnya menunjukkan bahwa benda-benda yang berhubungan dengan Natal menarik lebih banyak perhatian dibandingkan barang-barang yang tidak berkaitan dengan perayaan.
Selain itu, para peserta mengaku lebih menginginkan kue yang mengandung gula dibandingkan dengan kue bebas gula.
Ketika diberi pilihan antara kue jahe tinggi kalori dan buah clementine rendah kalori, sebagian besar peserta memilih opsi kue tinggi kalori, menunjukkan bahwa makanan manis lebih diinginkan orang meskipun mereka menyadari dampaknya pada kesehatan.
Para peneliti menyampaikan bahwa terlalu menekankan nilai gizi makanan dapat menghasilkan dampak yang bertolak belakang dengan tujuan yang diinginkan selama perayaan Natal.
Mereka mengemukakan perlunya mengadopsi perspektif yang beragam, menghindari fiksasi eksklusif pada kandungan gula dalam sajian Natal, dalam upaya mencegah kenaikan berat badan selama liburan.
Temuan studi ini berpotensi berimplikasi pada kesehatan masyarakat dan dapat membantu pengembangan intervensi untuk mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat selama musim liburan.
(ANT/DEL)