Ilustrasi (ANTARA)
Analisadaily.com, Medan - Tidak ada agenda ekonomi besar setidaknya hingga 1 Januari 2025 mendatang. Kinerja pasar keuangan diproyeksikan akan lebih banyak mengandalkan sentimen teknikal dibandingkan dengan fundamental.
Analis Pasar Modal, Gunawan Benjamin, Jumat (27/12), mengatakan, pasar saham di Asia pada perdagangan akhir pekan ini terpantau bergerak mixed. Yang tidak akan memberikan dorongan besar bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk bergerak terlalu jauh di 2 zona yang berbeda.
“IHSG sendiri pada sesi pembukaan perdagangan dibuka menguat tipis ke level 7.073. IHSG berpeluang ditransaksikan mendatar dalam rentang 7.050 hingga 7.120,” kata Gunawan.
“IHSG memang memiliki potensi yang lebih besar untukdi tutup menguat hingga sesi penutupan perdagangan. Namun volatilitas selama sesi perdagangan berlangsung masih berpeluang mendorong IHSG di zona merah,” sambungnya.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury yang terpantau bergerak mendatar memberikan gambaran bahwa US Dolar juga tidak memiliki amunisi untuk menguat terlalu jaih terhadap mata uang lainnya.
US Dolar juga terpantau berada di zona merah terhadap sejumlah mata uang di asia pada perdagangan pagi ini. Kinerja USD tertekan ditengah minimnyan sentimen pasar.
Diungkapkan Gunawan, Rupiah pada sesi perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah ke leval 16.235 per US Dolar. Walau demikian Rupiah juga masih berpeluang untuk menguat nantinya.
“Di tengah sentimen negatif yang menekan US Dolar, Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 16.170 hingga 16.250. Disisi lain, harga emas ditransaksikan relatif menguat dikisaran $2.630 per ons troy,” pungkasnya.
(ANT/RZD)