Analisadaily.com, Medan-Beladiri eskrima, seni bela diri tradisional Filipina yang dikenal dengan penggunaan senjata seperti tongkat, pisau, dan teknik tangan kosong, kini semakin mendapat perhatian sebagai solusi efektif untuk meredam aksi kejahatan.
Dengan fokus pada kecepatan, ketepatan, dan responsivitas, Eskrima dianggap mampu membantu seseorang melindungi diri di situasi berbahaya.
Menurut instruktur eskrima, Johan Tjongiran, seni bela diri ini tidak hanya melatih fisik, tetapi juga mengasah insting dan kewaspadaan. "Teknik Eskrima sangat relevan dalam menghadapi ancaman kriminal. Gerakan sederhana namun cepat memungkinkan seseorang melumpuhkan lawan tanpa perlu menggunakan kekuatan besar," ujarnya dalam sesi pelatihan di Medan, Sabtu (13/1).
Johan Tjongiran yang didampingi Alfian Tjiawi mengatakan, eskrima diajarkan cara menggunakan benda-benda sekitar sebagai alat perlindungan diri. Tongkat pendek, payung, bahkan pulpen dapat menjadi senjata efektif untuk menghalau penyerang.
Hal ini menjadikan eskrima sebagai pilihan tepat bagi masyarakat yang ingin meningkatkan kemampuan bela diri, terutama di kota-kota besar dengan tingkat kejahatan yang relatif tinggi.
Selain itu, eskrima juga dapat diajarkan kepada aparat keamanan sebagai metode tambahan untuk menangani situasi kritis tanpa menggunakan senjata mematikan. "Teknik ini cocok diterapkan oleh siapa saja, termasuk perempuan dan anak-anak, karena menitikberatkan pada kecepatan dan kecerdasan taktis," tambah Johan Tjongiran.
Peningkatan minat terhadap eskrima menunjukkan kebutuhan masyarakat akan bela diri yang praktis dan aplikatif. Dengan latihan rutin, eskrima tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan keberanian dalam menghadapi ancaman di kehidupan sehari-hari.
Sebagai seni bela diri yang kaya akan nilai budaya dan strategi, eskrima mampu menjadi solusi modern dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman. Pemerintah dan komunitas diharapkan dapat mendukung pengembangan eskrima sebagai salah satu upaya meningkatkan kesadaran bela diri di masyarakat.
Saat ini, latihan beladiri eskrima setiap Minggu diadakan di Mako Brimob Polda Sumatera Utara Jl. Bhayangkara & Direktorat Sabhara Polda Sumut Jl. SM Raja, Medan dan Mitsu Youth Smart Dojo di kampus STBA – PIA, Jalan KY. Yos Sudarso, Medan.
Para peserta mengaku merasa tertantang sekaligus puas karena kemampuan mereka terus berkembang. "Awalnya saya ikut hanya untuk mencoba, tetapi sekarang saya semakin menikmati setiap sesi latihan," ungkap salah satu peserta, Albert, yang baru bergabung dua bulan lalu.
Dengan semakin tingginya minat masyarakat, Johan dan Alfian berencana untuk mengadakan seminar dan kompetisi eskrima pada tahun ini untuk mempopulerkan olahraga ini lebih luas lagi di Medan dan sekitarnya. (bbg)