Dirut Holding PTPN3 (Persero) Mohammad Abdul Ghani saat pertemuan bisnis di China (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Tanjungmorawa - Kasubag Humas Regional 1 PTPN1, Rahmad Kurniawan mengatakan, guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi 8 persen, perlu dilakukan berbagai upaya kerja sama dengan perusahaan asing, terutama yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja.
"Upaya penjajakan kerja sama ini, berupa rencana investasi asing pada berbagai bisnis yang sangat mungkin dilakukan untuk dikembangkan," katanya, Rabu (15/1).
Tidak tanggung-tanggung, penjajakan kerja sama ini dilakukan Dirut Holding PTPN3 (Persero) Mohammad Abdul Ghani yang langsung berkunjung ke China pada 9 Januari pekan lalu, guna membahas potensi kerja sama strategis dengan CEO sekaligus pemilik Basic International Investment Pts Ltd, Mr Liu.
Pembahasan potensi kerja sama strategis tersebut, terfokus pada rencana investasi bisnis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumut. Dalam diskusi yang cair dan produktif, kedua pihak memiliki kesamaan visi terkait bisnis yang tidak hanya mengedepankan laba, tetapi juga memberikan manfaat sosial yang luas.
Menurut Rahmad, Mr. Liu mengapresiasi PTPN yang memberikan dukungan terhadap pemenuhan administrasi bisnis Basic International Investment Pte Ltd di Indonesia. Dia juga berkomitmen memberikan kontribusi melalui investasi yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 7.000-an tenaga kerja lokal.
Mr. Liu menilai, Indonesia, khususnya KEK Sei Mangkei merupakan lokasi strategis untuk berinvestasi di tengah ketidakpastian politik global. Rencananya, dia akan menambah satu pabrik sarung tangan berbahan dasar karet alami.
Tidak hanya itu, dia juga akan mendirikan lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) karet bekerja sama dengan lembaga penelitian dalam negeri, seperti Riset Perkebunan Nusantara (RPN). Pada intinya, semua bertujuan guna meningkatkan kualitas, efisiensi, dan iniovasi produk berbasis karet.
Rencana Mr. Liu itu pun disambut positif. Menurut Abdul Ghani, inisiatif tersebut memberikan peluang bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.
"Rencana konvesi lahan karet menjadi sawit atau tebu, akan dikaji ulang sesuai kebutuhan bahan baku karet alami bagi Basic Internationak Investment Pte Ltd," papar Abdul Ghani.
Investasi tersebut, imbuhnya, tidak hanya bermanfaat bagi PTPN sebagai koorporasi, tetapi juga berdampak sosial bagi masyarakat sekitar. Terutama dalam penyerapan tenaga kerja, yang sejalan dengan target pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Pada pertemuan itu, kecuali membahas investasi pabrik sarung tangan, juga menjajaki kerja sama pembangunan pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Yang nantinya akan memasok kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei dan masyarakat sekitar, serta mendukung transformasi kawasan tu menjadi kawasan green industry.
Terungkap pula, perusahaan China itu juga berminat mengembangkan bisnis di sektor dairy farm (pertanian dan sapi perah) guna mendukung program makan bergizi gratis.
Diketahui, PT Basic International Sumatera yang merupakan anak perusahaan Basic International Investment Pte Ltd, yang bergerap di bidang manufaktur sarung tangan medis berbahan karet, selama 2024 telah merealisasikan investasinya senilai Rp 659 miliar di KEK Sei Mangkei.
Hal ini menjadi langkah awal dari rencana jangka panjang dengan nilai total Rp 15 triliun (sekira 925 juta dolar AS). Pada tahap pertama, investasi senilai Rp 4,8 triliun akan dilaksanakan secara bertahap selama 5 tahun sejak Juli 2024.
Abdul Ghani berharap, kerja sama ini menjadi momen penting dalam pengembangan bisnis berkelanjutan yang memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional, khususnya bagi kesejahteraan masyarakat lokal.
(RIO/RZD)