Kasus Mpox di Afrika Tembus 77.800, Angka Kematian Naik Jadi 1.321

Kasus Mpox di Afrika Tembus 77.800, Angka Kematian Naik Jadi 1.321
Seorang anak yang terjangkit mpox dirawat di sebuah rumah sakit di wilayah Nyiragongo dekat Goma, provinsi Kivu Utara, bagian timur Republik Demokratik Kongo (DRC) (15/8/2024). (ANTARA/Xinhua/Zanem Nety Zaidi/aa)

Analisadaily.com, Addis Ababa - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, melaporkan sejak awal 2024, jumlah kasus mpox yang dilaporkan di Afrika telah melampaui angka 77.800, dengan jumlah kasus kematian meningkat menjadi 1.321.

Dalam konferensi pers daring pada Kamis (16/10) malam waktu setempat, Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya mengatakan benua Afrika melaporkan 77.888 kasus mpox sejak awal tahun 2024, termasuk 16.767 kasus terkonfirmasi dan 1.321 kematian.

Dilansir dari Antara, Minggu (19/1), Sierra Leone menjadi negara Afrika terbaru yang melaporkan kasus mpox setelah mengonfirmasi wabah pertamanya pada 10 Januari, sehingga total negara yang terdampak bertambah menjadi 21, tutur Kaseya.

Menurut data dari badan perawatan kesehatan khusus Uni Afrika tersebut, dari 21 negara yang terdampak, 13 di antaranya saat ini mengalami penularan aktif virus mpox.

Seraya menyebutkan bahwa delapan negara Afrika sedang berada dalam fase pengendalian, kepala CDC Afrika tersebut mengatakan bahwa empat dari delapan negara itu, yakni Afrika Selatan, Gabon, Maroko, dan Zimbabwe, telah melewati 90 hari lebih tanpa kasus terkonfirmasi mpox.

Kawasan Afrika Tengah masih menjadi kawasan yang paling terdampak oleh wabah mpox yang sedang merebak, yang berdampak terhadap kelima kawasan di Afrika, baik dari segi jumlah kasus maupun jumlah korban tewas.

Kaseya menguraikan serangkaian prioritas utama CDC Afrika untuk tiga bulan ke depan dalam memerangi virus itu, termasuk mengintensifkan respons di daerah-daerah pusat penularan melalui pengerahan ahli epidemiologi dan tenaga kesehatan masyarakat.

Kaseya mengatakan semua negara perlu mendesentralisasikan pengujian mpox, meningkatkan infrastruktur laboratorium, dan memerangi hoaks tentang virus tersebut.

Pada pertengahan Agustus tahun lalu, CDC Afrika menyatakan wabah mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).

Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menetapkan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), menandai kali kedua dalam kurun waktu dua tahun organisasi itu mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk mpox.

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox), pertama kali terdeteksi pada monyet laboratorium pada tahun 1958.

Mpox merupakan penyakit virus langka yang biasanya menular melalui cairan tubuh, droplet saluran pernapasan, dan benda yang terkontaminasi lainnya. Infeksi Mpox biasanya menyebabkan demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi