Wujudkan Indonesia Emas, Perguruan Tinggi Swasta Didorong Cetak SDM Berkualitas Berstandar Global (Analisadaily/Reza Perdana)
Analisadaily.com, Medan - Pemerintahan Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berkomitmen mewujudkan Indonesia Emas 2045. Komitmen itu dirangkum dalam Asta Cita.
Untuk mewujudkan hal itu, Perguruan Tinggi sebagai pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) terus berupaya melakukan berbagai gebrakan. Salah satu tujuannya untuk mencetak SDM berkualitas berstandar global.
Seperti yang dilakukan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Sumut. Bekerja sama RACC Indonesia, perusahaan konsultan migrasi dan pendidikan yang membantu pengajuan visa dan belajar di Australia, menggelar Meet the Inovators di Kota Medan.
Mengangkat tema “Sinergi Perguruan Tinggi Swasta Sebagai Pilar Transformasi Pendidikan Global”, kegiatan dilaksanakan di Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Sumut. Kegiatan dihadiri sekitar 50 perwakilan Perguruan Tinggi se-Sumut.
Ketua APTISI Sumut, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, S.E., MM, menjelaskan, pihaknya menyiapkan acara dengan sungguh-sungguh. Pihaknya juga memuji lokasi acara, karena yang datang selain dari wilayah Sumut, juga ada dari Australia.
“APTISI selalu membuat kegiatan dengan memberikan tugas ke ketua-ketua bidang sesuai dengan bidangnya masing-masing,” kata Muhammad Isa.
Pihaknya juga tidak menyangka, utusan yang hadir dari Perguruan Tinggi se-Sumut cukup banyak. Menurutnya, hal ini di luar ekspektasi. Apalagi, kegiatan ini sekaligus mendorong Perguruan Tinggi Swasta se-Sumut untuk berkolaborasi menciptakan SDM unggul berkualitas dan berstandar global.
“Jadi, Indonesia akan menjadi negara industri, lumbung pangan, lumbung energi, pusat medical tourism, sesuai yang dicanangkan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” sebut Muhammad Isa.
Diungkapkannya, Indonesia akan mencapai itu semua di 2045. Yang terpenting adalah human capital, yaitu siapa yang akan melakukannya, siapa yang akan terlibat, dan siapa yang berkontribusi nyata.
“Nah, tugas Perguruan Tinggi menjawab itu semua. Pola harus berubah, kementerian juga sudah melakukan perubahan kebijakan. Kita harap, Perguruan Tinggi sudah bisa menyusun strategi, bagaimana Tri Darma kita sejalan dengan Presiden Prabowo,” sebutnya.
Muhammad Isa juga mengatakan, 6 tahun lalu APTISI Indonesia pernah melakukan kegiatan di Sydney, Asutralia. Salah satu tujuannya bagaimana Perguruan Tinggi melihat industri global.
“Biasanya, pemikiran akademik dan industri harus ada yang menjembatani. Kita harap RACC menjembatani Perguruan Tinggi Sumut mengunjungi Perguruan Tinggi di Australia,” ucapnya.
Managing Director RACC Indonesia, Lina S.Kom. M.Ak, dalam kata sambutannya mengatakan, acara ini menjadi momentum penting untuk akselerasi antara Perguruan Tinggi Swasta dan internasional dalam menghadapi industri global.
“Sudah saatnya Perguruan Tinggi di Indonesia dikenal oleh luar, dikenal di berbagai negara,” ujarnya.
Disebutkan Lina, tujuan acara ini, adanya joint research antara Indonesia dengan Australia. Juga adanya study abroad antara Iindonesia dengan Australia, dan kesepakatan-kesepakatan lainnya.
“Inilah layanan dari RACC, di mana saling keterikatan untuk memberikan dampak baik bagi pendidikan,” sebutnya.
Kepala LLDIKTI Wilayah I, Prof Saiful Anwar Matondang menuturkan, melalui simposium ini diharapkan para Perguruan Tinggi Swasta bisa bersinergi mengembangkan nilai mutu pendidikan.
“Dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui kerja sama tidak hanya antara Perguruan Tinggi di nasional, tapi juga menjangkau kerja sama di Perguruan Tinggi Internasional,” ucapnya.
Di akhir acara, sejumlah Perguruan Tinggi melaksanakan kerja sama RACC Indonesia agar bisa meningkatkan kualitas mutu pendidikan.
(RZD/RZD)