WHO: Cek Kesehatan Gratis di Indonesia Sebagai Model Pencegahan Penyakit Global

WHO: Cek Kesehatan Gratis di Indonesia Sebagai Model Pencegahan Penyakit Global
WHO: Cek Kesehatan Gratis di Indonesia Sebagai Model Pencegahan Penyakit Global (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia sebagai langkah nyata dalam mewujudkan sistem kesehatan berbasis pencegahan. Program yang diikuti oleh sekitar 17 ribu orang pada hari pertama pelaksanaannya, Senin (10/2/2025), ini memberikan layanan pemeriksaan bagi bayi, balita, dewasa, hingga lansia. Salah satu fokus utamanya adalah deteksi dini kanker, sesuai dengan rekomendasi WHO dalam upaya menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam program CKG. Menurutnya, langkah ini merupakan contoh yang patut diikuti oleh negara lain dalam membangun sistem kesehatan yang proaktif dan inklusif.

“Inisiatif hebat dari Menteri Kesehatan #Indonesia Budi Gunadi Sadikin dan @KemenkesRI, kesehatan adalah hadiah terbaik bagi semua warga negara," tulisnya dalam unggahan di akun X resminya (@DrTedros), dilihat Selasa (11/2/2025).

Dr. Tedros menekankan bahwa investasi dalam pencegahan dan deteksi dini harus menjadi prioritas di setiap negara. “Kami menyerukan kepada semua negara untuk berinvestasi dalam pencegahan penyakit dan deteksi dini. #HealthForAll,” tambahnya.

Pesan ini sejalan dengan kebijakan WHO yang berfokus pada penguatan layanan kesehatan primer (primary healthcare), termasuk peningkatan akses terhadap pemeriksaan kesehatan berkala, sebagai strategi global untuk menekan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah.
WHO menyoroti bahwa kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia, dengan banyak kasus yang terlambat terdeteksi sehingga mengurangi peluang kesembuhan. Oleh karena itu, organisasi ini telah lama mendorong negara-negara anggotanya untuk memperkuat program skrining kanker, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

Dalam program CKG yang diterapkan di Indonesia, beberapa jenis kanker menjadi fokus utama deteksi dini, sebutlah Kanker Serviks dan Kanker Payudara bagi perempuan berusia di atas 30 tahun, Kanker Paru bagi kelompok usia di atas 45 tahun, serta Kanker Usus Besar bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Menurut WHO, skrining yang teratur dapat mengurangi angka kematian akibat kanker sebesar 30–50%, terutama jika diikuti dengan tindak lanjut yang tepat. Oleh karena itu, program ini merupakan langkah besar dalam mendukung Strategi Global WHO untuk Eliminasi Kanker Serviks serta upaya pengendalian kanker lainnya.

Meski WHO mengapresiasi program CKG, organisasi ini juga menegaskan bahwa deteksi dini saja tidak cukup. Keberhasilan program sangat bergantung pada tindak lanjut yang efektif, termasuk edukasi bagi masyarakat dan penyediaan layanan pengobatan yang memadai.

(DEL)

Baca Juga

Rekomendasi