Pelantikan Muzakir Manaf-Fadhlullah, Dihadiri Tiga Tokoh Perdamaian Aceh (Analisadaily/ANTARA)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Pelantikan Muzakir Manaf dan Fadhlullah (Mualem-Dek Fadh) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030 berlangsung khidmat. Acara ini turut dihadiri oleh tiga tokoh penting yang memiliki peran besar dalam perdamaian Aceh, yaitu Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, dan fasilitator perdamaian asal Finlandia, Juha Christensen.
Selain para tokoh perdamaian Aceh, pelantikan Mualem-Dek Fadh juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting lainnya. Di antaranya adalah Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) M. Herindra, serta mantan Wakil Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang. Kehadiran anggota DPR dan DPD RI asal Aceh juga turut menambah kemeriahan acara tersebut.
Tak hanya itu, pelantikan ini juga disaksikan oleh Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Pekka Kaihilahti, dan pengusaha ternama Indra Bakrie dari Bakrie Group, yang menambah kesan internasional pada acara bersejarah tersebut.
Setelah resmi dilantik sebagai Gubernur Aceh, Mualem menyampaikan harapan kepada Jusuf Kalla untuk terus memberikan arahan dan bimbingan selama masa kepemimpinannya di Aceh. "Yang kita hormati bapak Jusuf Kalla, semoga selalu sehat walafiat untuk membina kami semua. Mohon bimbingannya," ujar Mualem.
Jusuf Kalla, Hamid Awaluddin, dan Juha Christensen memiliki peran penting dalam proses perdamaian Aceh. Pada tahun 2005, mereka menjadi bagian dari perundingan damai yang menghasilkan penandatanganan perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Republik Indonesia (RI) di Helsinki, Finlandia.
Jusuf Kalla bertindak sebagai mediator yang memfasilitasi dialog antara kedua pihak yang terlibat dalam konflik, sementara Hamid Awaluddin sebagai ketua juru runding damai mewakili Pemerintah Indonesia. Sementara itu, Juha Christensen yang dikenal sebagai pengusaha dan aktivis perdamaian asal Finlandia berperan sebagai fasilitator dalam proses tersebut.
Melalui upaya bersama para tokoh tersebut, Aceh kini menikmati perdamaian yang diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan kemajuan bagi provinsi yang kaya akan budaya dan sejarah ini.
(ANT/DEL)