
Analisadaily.com, Medan - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali mengukuhkan enam Guru Besar Tetap dalam sebuah upacara akademik. Acara ini menjadi momen penting bagi dunia pendidikan tinggi, khususnya di lingkungan USU, sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusi para akademisi.
Pada kesempatan ini, enam akademisi dari berbagai fakultas resmi menyandang gelar Guru Besar, yakni Prof. Dr. Dra. Mahriyuni, M.Hum dan Prof. Dr. Dwi Widayati, M.Hum dari Fakultas Ilmu Budaya; Prof. Dr. dr. Bintang Yinke Magdalena Sinaga, M.Ked (Paru), Sp.P(K), Prof. Dr. dr. Juliandi Harahap, MA, FISPH, FISCM, Sp.KKLP dan Prof. Dr. dr. Kamal Basri Siregar, M.Ked (Surg), Sp.B Subsp.Onk(K) FICS, M.H.Kes dari Fakultas Kedokteran; serta Prof. Dr. Drs. Open Darnius Sembiring, M.Sc dari Fakultas Vokasi.
Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa pengukuhan ini merupakan bagian dari perjalanan panjang USU dalam membangun ekosistem akademik yang lebih kuat. Ia mengungkapkan bahwa sejak tahun 2024, USU telah mengukuhkan 52 Guru Besar, dengan tambahan 18 Guru Besar baru sejak Januari hingga Februari 2025.
"Tantangan terbesar bagi seorang akademisi bukan hanya mencapai posisi ini, tetapi juga menjaga konsistensi dalam pengajaran, penelitian, serta penyebarluasan ilmu pengetahuan untuk kemajuan peradaban," ujar Prof. Muryanto, di Gelanggang Mahasiswa USU, Senin (17/2/2025).
Selain itu, Rektor USU juga menekankan bahwa peran Guru Besar tidak hanya terbatas dalam ruang kelas, tetapi juga dalam memberikan wawasan yang lebih luas bagi masyarakat.
Ilmu pengetahuan harus terus berkembang dan mampu menjawab tantangan zaman, sehingga para akademisi harus terus berkolaborasi dan membuka diri terhadap pengalaman di luar kampus, baik dalam dunia pemerintahan maupun industri.
“Menjadi seorang Guru Besar bukanlah pencapaian individu semata, melainkan hasil dari kolaborasi yang erat dengan banyak pihak,” tutur Prof. Muryanto.
Salah satu Guru Besar yang dikukuhkan, Prof. Dr. Dra. Mahriyuni, M.Hum, menyatakan bahwa pengukuhan ini menjadi motivasi bagi dirinya dan akademisi lainnya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu.
Ia menekankan pentingnya pemahaman masyarakat global terhadap kredibilitas bangsa Indonesia melalui riset dan publikasi ilmiah.
"Harapan saya, kita semua terus bersemangat dalam berkarya dan menulis artikel ilmiah, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Dengan begitu, kita dapat menunjukkan keunggulan akademik Indonesia di mata dunia," ungkap Prof. Mahriyuni.
Sementara itu, Prof. Dr. Dwi Widayati, M.Hum, menyoroti pentingnya penelitian dalam bidang linguistik untuk mengatasi kepunahan bahasa.
Ia menjelaskan bahwa konferensi-konferensi internasional menjadi sarana penting untuk memahami dan menjaga keberagaman bahasa di Indonesia.
"Harapan saya, kajian ini dapat membantu mempertahankan kekayaan bahasa Indonesia dan daerah agar tetap hidup," harap Prof. Dwi.
Pengukuhan ini bukan hanya seremoni, tetapi juga menjadi simbol tanggung jawab besar bagi para akademisi untuk terus berkontribusi dalam dunia pendidikan dan penelitian.
Dengan bertambahnya jumlah Guru Besar, USU semakin memperkuat posisinya sebagai universitas yang unggul dan berdaya saing tinggi, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
(BR/WITA)