Hotnida Lubis Kepala SMPN 1 Sidikalang (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Sidikalang - Kepala SMPN 1 Sidikalang Kabupaten Dairi, Hotnida Lubis mengatakan, siswa binaannya selalu mendapat medali di 3 SMA unggulan pada setiap olimpiade.
Olimpiade dimaksud diselenggarakan SMA Unggul DEL, SMAN 2 Yayasan Tunas Bangsa Soposurung Balige dan SMAN 1 Plus Raya Kabupaten Simalungun. Masing-masing kegiatan bertajuk Science Expo SMA Unggul Del, Olimpiade MIPA Yasop dan Olimpiade A Step Of Future Succes (ASOFS).
“Setiap tahun ikut kontetasi di 3 SMA unggulan, selalu meraih medali, apakah emas, perah atau perunggu,” kata Hotnida.
Dia merinci, tahun 2023, Kesley Nahampun merupakan peraih perunggu di Yasop. Selanjutnya, Syerin Amelia Sinaga meraih emas di Del tahun 2024. Tahun 2022, siswa binaanya memborong 3 medali sekaligus di SMAN 1 Plus Raya. Yakni atas nama Timbul Eben Ezer Sitorus, Junipray Sitopu dan Bram Albertus Purba. Substansi ujian meliputi pelajaran matematika, IPA dan Bahasa Inggris.
Mengapa selalu mengikuti kontestasi? Hotnida menyebut, even itu amat penting guna mengukur dan meningkatkan kemampuan siswa.
Selain itu, penting demi menambah pengalaman. Hasilnya, para peraih medali, selalu memperoleh kursi saat seleksi penerimaan siswa baru di SMA Yasop dan Del.
“Siswa kami selalu memperoleh kursi saat penerimaan pelajar di SMA Yasop dan Del. Tak pernah lepas formasi tanpa utusan kami”, ungkap Hotnida.
Menurut Hotnida, prestasi dimaksud terkait erat dengan semangat belajar generasi muda dan optimalisasi tenaga pengajar. Diutarakan, pihaknya menerapkan jam belajar tambahan atau kelas sore tanpa dipungut biaya.
“Kami memberi jam tambahan belajar sore tanpa pengenaan biaya kepada siswa,” kata Hotnida.
Hotnida membocorkan strategi jitu, yakni manggandeng salah satu perguruan tinggi negeri di Medan untuk menyusun soal sekolah. Dengan demikian, kualitas pertanyaan bisa setara dengan materi yang akan dihadapi saat olimpiade.
Hal yang sangat mengharukan, kata Hotnida, ternyata sekolah unggulan membuka ruang bagi siswa qualifed namun lemah dari sisi ekonomi.
Syerin Amelia Sinaga beralamat di Kampung Karo dan Pinodahon Aritonang beralamat di Jalan Pakpak, kata Hotnida, memperoleh beasiswa di SMA Unggul Del tahun 2024.
Ceritanya, keduanya lulus. Tetapi tidak daftar ulang. Kemudian, pihak sekolah menghubungi orang tua. Diperoleh jawaban, tidak mampu dari aspek keuangan.
Menurut Hotnida, tim Del menghubunginya untuk konfirmasi kedua siswa. Uraian Hotnida, memang mereka dari keluarga ekonomi lemah. Orang tua Syerin bekerja lewat usaha doorsmer sepeda motor. Rumahnya juga sederhana.
Sementara orang tua Pinodahon memang usaha cafe, tetapi sejak wabah Covid, lesu pengunjung. Rumah tempat tinggal merupakan warisan dan istri Aritonang kurang sehat. Wajib penanganan medis.
“Atas pertimbangan itu, diikuti visitasi ke lapangan, Del melihat fakta. Memang benar demikian adanya. Manajemen yayasan memutuskan membebaskan biaya pendidikan Syerin dan Pinodahon,” kata Hotnida.
Tantangan ke depan, ujar Hotnida, harus mampu mengimbangi SMA Bintang Timur Siantar. Selama ini, sekolah swasta tersebut selalu bertengger di posisi puncak menghantar siswa.
(SSR/RZD)