Musda XII DPD ASITA Sumut: Pemerintah Diminta Keluarkan Regulasi Lindungi Perusahaan Perjalanan dari 3 Disrupsi

Musda XII DPD ASITA Sumut: Pemerintah Diminta Keluarkan Regulasi Lindungi Perusahaan Perjalanan dari 3 Disrupsi
Musda XII DPD ASITA Sumut: Pemerintah Diminta Keluarkan Regulasi Lindungi Perusahaan Perjalanan dari 3 Disrupsi (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia atau Assosiation of Indonesian Tours and Travel Agencies Sumatera Utara (ASITA Sumut) mengungkapkan 3 disrupsi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, 3 disrupsi telah membuat bisnis biro perjalanan di Sumatera Utara (Sumut) tergerus bahkan bangkrut. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat mengeluarkan regulasi untuk melindungi perusahaan perjalanan agar tetap bertahan hidup.

Ketua DPD ASITA Sumut, Solahuddin Nasution, mengatakan hal itu dalam sambutan pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XII DPD ASITA Sumut yang berlangsung di Emerald Garden International Hotel, Senin (24/2).

Solahuddin mengatakan, disrupsi yang pertama adalah munculnya COVID-19 yang telah menyebabkan banyak perusahaan/ biro perjalanan terpuruk bahkan tidak mampu bangkit lagi.

"COVID-19 telah menghantam sendi-sendi perekonomian dunia, terlebih pariwisata adalah sektor yang paling terkena dampaknya. Kalau kita rinci lagi, sektor usaha perjalanan yang paling terkena dampaknya dan paling lambat recovery-nya dibandingkan usaha pariwisata lainnya seperti perhotelan, MICE, destinasi-destinasi wisata dan lainnya," ujarnya.

Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Ketua Umum DPP ASITA, Nunung Rusmiati; Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut, Zumri Sulthony; Kadis Pariwisata Kota Medan, M Odi Anggita Batubara, perwakilan organisasi kepariwisataan dan undangan lainnya.

Solahuddin mengatakan, banyak anggota ASITA yang tidak dapat bangkit kembali akibat pandemi COVID-19. Banyak anggota ASITA yang tidak lagi melanjutkan usahanya meskipun COVID-19 sudah tiga tahun berlalu. Ini merupakan kerugian bagi dunia pariwisata, terutama karena kehilangan sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman.

Disrupsi kedua adalah perkembangan teknologi informasi yang tumbuh pesat sejak beberapa tahun terakhir. Kehadiran online reservation system, online booking, TikTok, Instagram dan fitur-fitur lain di media sosial telah menggerus usaha-usaha yang dijalankan biro perjalanan selama ini.

"Dengan mudah orang tidak lagi menggunakan jasa-jasa biro perjalanan. Tentu hal ini menjadi tantangan berat buat kita semua di masa yang akan datang. Disrupsi yang ketiga adalah perilaku milenial. Akibat kemajuan teknologi, kaum milenial cenderung tidak lagi menggunakan jasa biro perjalanan untuk melakukan traveling. Merek bisa melakukan perjalanan sendiri dengan menggunakan Android (smartphone) ditangannya," jelasnya.

Solahuddin juga mengatakan, perkembangan teknologi dan perubahan perilaku perjalanan milenial tidak bisa disalahkan. Namun ASITA berharap, dalam sendi-sendi usaha, ada tata kelola yang sehat. Ada peraturan atau regulasi yang bisa mengatur dan memberikan perlindungan terhadap usaha biro perjalanan.

"Tiga poin ini membuat kita harus melakukan reposisi, menyesuaikan diri terhadap perkembangan karena persaingan semakin ketat dan tajam," tuturnya.

Solahuddin menyebut, banyak anggota ASITA yang kehilangan pelanggan. Hal ini menjadi tantangan bagaimana menghadapinya agar dapat bertahan hidup dimasa mendatang.

Ketua Umum DPP ASITA, Nunung Rusmiati menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi di antara sesama perusahaan perjalanan, khususnya anggota ASITA untuk menghadapi disrupsi yang terjadi. Nunung Rusmiati juga berharap agar tahun 2025 dapat menjadi tahun kebangkitan anggota ASITA.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut, Zumri Sulthony; saat membacakan kata sambutan Gubernur Sumut, Bobby Nasution mengatakan, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Sumut. Pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan dapat memberikan manfaat luas dan berkelanjutan bagi masyarakat. Pariwisata memiliki multiplier effect ke berbagai sektor dan berdampak langsung kepada peningkatan ekonomi masyarakat.

"Saat ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tengah memprioritaskan berbagai program pengembangan pariwisata Sumut, seperti pembangunan infrastruktur, sarana prasarana serta melaksanakan promosi berbagai event pariwisata Sumut. Salah satunya adalah peluncuran kegiatan kalender of event Sumut 2025 yang sudah dilancarkan pada 21 Januari 2025. Hal ini merupakan implementasi dan upaya keseriusan Pemerintah Provinsi Sumut untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Sumut," jelasnya.

Sebagai mitra pemerintah, tentunya ASITA harus saling bersinergi dalam meningkatkan kualitas kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Sumut. Terlebih saat ini sudah semakin banyak pintu masuk wisatawan, baik melalui jalur pelabuhan udara dan pelabuhan laut dari berbagai negara.

"Tentunya dengan semakin banyaknya strategi dalam mempromosikan paket-paket wisata yang bervariasi yang ditawarkan kepada wisatawan dan kerja sama yang baik dengan para stakeholder akan membuat wisatawan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya selama berwisata," tuturnya.

Zumri Sulthony mengatakan, dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, DPD ASITA Sumut harus mampu bersaing denham kompetitor-kompetitor yang ada di provinsi lain di Indonesia maupun travel-travel lain di luar negeri. Apalagi saat ini beragam travel online yang menawarkan produk atau paket wisata yang terjangkau kepada para wisatawan atau traveler.

"Untuk itu kami berharap agar ASITA Sumut terus giat memberikan promosi atau penawaran yang menarik kepada para wisatawan atau traveler sehingga tetap eksis di tengah maraknya teknologi online," harapnya.

Pemilihan Ketua

Musda XII DPD ASITA Sumut juga memilih ketua baru periode 2025-2029. Saat diwawancarai, Solahuddin Nasution mengungkapkan tiga kandidat ketua yang baru. Ketiganya adalah Clement Gultom dari Boraspati Tours; Surya Salim dari Duta Ceria Tour and Travel dan Yulhendri dari Synergi Ravelino Tours and Travel. Ketiganya juga merupakan pengurus DPD ASITA Sumut yang telah lama.

Dalam pemilihan ketua tersebut tercatat dua kandidat yang maju yakni Yulhendri dan Surya. Dari hasil pemungutan suara, Surya Salim meraih 50 suara dan Yulhendri 25 suara.

Hasil tersebut menempatkan Surya Salim berhasil terpilih sebagai ketua terpilih DPD ASITA Sumut menggantikan Solahuddin Nasution sebagai ketua sebelumnya.

Solahuddin berharap ketua dan pengurus terpilih mampu membawa anggota DPD ASITA Sumut untuk beradaptasi terhadap perkembangan yang ada.

Lebih lanjut dikatakan, tantangan lain yang dihadapi oleh anggota DPD ASITA Sumut adalah efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah dan kenaikan PPN menjadi 12%. "Hal ini juga menjadi PR bagi ketua dan pengurus DPD ASITA Sumut terpilih, agar para anggota kita bisa survive," ujarnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi