
War Djamil (analisadaily/istimewa)
TATKALA media merayakan ulang tahun (= hari jadi) meski yang lebih tepat yaitu tanggal terbit perdana (media cetak) atau siaran perdana (radio/televisi/media siber). Begitu rangkaian acara usai, lalu apa ?.
Perlu pembahasan cermat atas sisi-sisi yang sukses dilakukan. Dan, program apa yang belum tercapai. Mungkin di situ ditemui titik lemah, kekurangan. Mengapa terjadi kelemahan itu.
Pembahasan rinci. Semua yang terbilang baik, perlu dipertahankan dan peningkatan. Khusus yang masih terbilang gagal, diulang analisis guna menetapkan langkah berikutnya guna capaian ke depan. Atau sebaliknya, program gagal langsung di-drop, diganti dengan yang lain.
Melalui pertimbangan matang, kebijakan berani harus diberlakukan. Tanpa ragu, justru dengan keyakinan, langkah ke depan dalam mengatasi kekurangan harus diperbuat. Itu bagian dari makna evaluasi.
Kedua, apakah ada perubahan ? Apa ada program baru ke depan ? Umumnya melalui rapat direksi. Atau melalui lembaga penelitian/pengembangan (litbang) media, dibahas sebelum acara ulang tahun tentang perubahan itu.
Jika dianggap tak perlu, ya sudah. Itu berarti capaian tahun lalu yang berlanjut. Pernyataan ini juga jelas. Mungkin sesuai kondisi internal dan faktor eksternal, tahun ke depan memang hanya meneruskan seraya mempertahankan kualitas.
Pengelola media tidak anggap seperti evaluasi dan rencana kebijakan ke depan. Dua sisi ini bagian dari pengelolaan media guna memastikan kesinambungan penerbitan dan prospek. Sehingga merayakan ulang tahun media, bukan cuma seremonial belaka.
Apa arti positif merayakan ulang tahun media ?.
Antara lain : Lebih memperkokoh semangat kerja. Makin meningkatkan kinerja. Jalinan kerja sama atau team work. Memperbarui tekad untuk melangkah ke depan, agar media lebih maju dalam berbagai sisi.
Sisi lain, juga mempertegas kebijakan keredaksian guna menghasilkan liputan bermutu. Tak lupa, saat sama mempertajam kebijakan pemasaran dengan segala bentu upaya yang variatif. Tidak monoton, sehingga pemasukan (keuangan) yang lebih besar guna pembiayaan operasional media sehari-hari.
Hal penting lain. Menginspirasi dan memotivasi segenap jajaran untuk bekerja lebih keras guna media makin sukses. Di sini, harus pula kejelasan terkait kesejahteraan awak media guna kehidupan yang baik dalam keluarga mereka.
Terakhir, dengan merayakan ulang tahun media, diharapkan menimbulkan rasa cinta dan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap media, tempat mereka bekerja.
Rasa cinta dan rasa memiliki ini penting. Sehingga, mereka akan bekerja, dengan gembira dan senantiasa berupaya produk jurnalistik mereka makin menarik dan berkualitas. Menumbuh dan melahirkan rasa memiliki pada media di mana mereka menyiarkan karya-karya jurnalistiknya. Mengapa sering dilupakan ?. Mungkin belum memaklumi arti penting dalam manajemen perusahaan terkait sisi "membangun rasa memiliki" itu.
Dalam kondisi sulit yang menerpa media massa akhir-akhir ini. Boleh jadi banyak media tak merayakan ulang tahun. Wajar. Setidaknya, ada pertemuan kecil menandai arti ulang tahun media, guna membangkitkan semnagat.
Tatkala sebagian pengelola media apatis, tetapi masih bertahan. Itu artinya seperti pepatah : "bagai kerakap tumbuh di batu. Hidup segan, mati tak mau".
Dunia pers memang sedang muram. Nasib media massa, sebagian tergolong sukses. Sebagian setengah sukses. Dan, sebagian lagi tergolong "Senin-Kamis" alias megap-megap, yang istilah medis, sudah stadium-4.
Semoga media yang berencana untuk lanjut, tetap dikelola maksimal agar terus hidup. Hal penting, media terbit teratur dengan kehidupan awak media dalam batas kewajaran. Semoga. (penulis adalah Pemred Harian Analisa)
Berita kiriman dari: