Gal Gadot Dihujat Setelah Dukung Israel: Mengabaikan Fakta Kemungkinan Korban Palestina (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Aktris asal Israel, Gal Gadot, baru-baru ini mengungkapkan keterkejutannya setelah menerima hujatan besar-besaran setelah menyuarakan dukungannya terhadap negara asalnya, Israel, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Keputusan Gadot untuk menyampaikan pandangannya mengenai konflik yang sedang berlangsung, justru memicu gelombang kritik dari berbagai kalangan.
Pada acara pemberian bintang Hollywood Walk of Fame pada 18 Maret 2025, Gadot mengungkapkan rasa terkejutnya atas banyaknya kebencian yang diterimanya sejak berbicara terbuka mendukung Israel pasca serangan yang dilakukan oleh Hamas. Menurut Gadot, dirinya merasa dunia tidak memberikan perlakuan adil terhadap Israel, dan karena itu ia merasa penting untuk menyuarakan pendapatnya.
"Saya kaget dengan banyaknya kebencian yang muncul, berdasarkan seberapa banyak orang mengira mereka tahu padahal sebenarnya mereka tidak tahu," kata Gadot, yang dikenal lewat perannya sebagai Wonder Woman.
Lebih lanjut, mantan tentara Israel tersebut menyatakan bahwa kritiknya ditujukan kepada media yang menurutnya seringkali tidak adil dalam pemberitaan mengenai Israel dan konflik yang sedang berlangsung. Gadot menilai media sering kali memberitakan konflik ini dengan sudut pandang yang tidak menyeluruh, yang akhirnya mempengaruhi pandangan banyak orang tentang Israel.
"Saya merasa perlu untuk bersuara, karena banyak media yang tidak adil," tambahnya.
Sementara Gal Gadot menyuarakan dukungannya terhadap Israel, beberapa rekan selebritinya justru memilih sikap yang berbeda. Salah satunya adalah Rachel Zegler, lawan main Gadot dalam film Snow White, yang lebih memilih untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Perbedaan pandangan politik di antara para selebriti ini semakin memperkeruh suasana, terutama di kalangan penggemar yang membagi diri ke dalam dua kubu: pro-Israel dan pro-Palestina.
"Saya bukan politisi. Saya seorang seniman dan saya ingin menghibur orang," ujar Gadot, menanggapi peranannya dalam membahas isu politik yang sangat sensitif. Namun, ia juga menekankan bahwa saat serangan besar-besaran terjadi pada 7 Oktober 2023 dan banyak orang Israel yang menjadi korban penculikan, ia merasa tidak bisa tinggal diam.
Meski vokal mendukung Israel, Gal Gadot tampaknya mengabaikan fakta bahwa konflik yang lebih besar antara Israel dan Palestina telah berlangsung jauh sebelum serangan Hamas pada Oktober 2023. Sejak serangan tersebut, Israel terus melancarkan gempuran besar-besaran ke Jalur Gaza, yang mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar di pihak Palestina.
Hingga Maret 2025, lebih dari 70 ribu warga Palestina tercatat telah tewas akibat serangan udara dan pemboman Israel, sementara sekitar 1.985 orang di pihak Israel menjadi korban pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel terus berlanjut meskipun pada Januari 2025 telah ada kesepakatan gencatan senjata, yang akhirnya dilanggar pada Maret 2025, dengan lebih dari 400 warga Palestina terbunuh dalam serangan baru-baru ini.
Namun, Gal Gadot tidak memberikan komentar terkait dampak besar ini, baik dari segi korban jiwa di Gaza maupun dampak kemanusiaan yang dialami oleh warga Palestina. Hal ini membuat banyak orang merasa bahwa sikapnya yang mendukung Israel tanpa mengakui penderitaan besar yang dialami oleh Palestina adalah bentuk ketidakpedulian terhadap aspek kemanusiaan yang lebih luas.
Dukungan terbuka Gal Gadot terhadap Israel menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak, terutama di kalangan masyarakat internasional yang mengkritik kebijakan agresif Israel terhadap Palestina. Banyak yang menganggap bahwa Gadot, dengan popularitasnya yang besar sebagai seorang selebriti, memiliki tanggung jawab moral untuk lebih bijak dalam mengambil sikap, mengingat konsekuensi dari konflik ini sangat meluas dan berdampak pada ribuan nyawa manusia.
Beberapa kelompok pro-Palestina bahkan menyerukan boikot terhadap karya-karya Gal Gadot, sementara kelompok pro-Israel membela pendapatnya dan mendukungnya dalam perjuangan membela negara asalnya. Perbedaan pandangan ini mencerminkan betapa sensitif dan kompleksnya konflik Israel-Palestina, yang terus menjadi perdebatan sengit di banyak forum internasional.
Gal Gadot, yang dikenal sebagai simbol kekuatan wanita dalam film Wonder Woman, kini menjadi pusat perhatian bukan hanya karena perannya di layar, tetapi juga karena pandangannya terkait konflik Israel-Palestina. Sikapnya yang terbuka mendukung Israel pasca serangan Hamas pada Oktober 2023, meskipun dipahami sebagai bentuk bela negara, mengundang kritik tajam karena ia mengabaikan fakta bahwa perang ini juga telah menimbulkan korban jiwa yang sangat besar di pihak Palestina. Dengan semakin berkembangnya dampak kemanusiaan akibat konflik ini, banyak yang berharap agar selebriti seperti Gal Gadot bisa lebih bijak dan peduli terhadap keseimbangan dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
(CW1)(DEL)