Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). (ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.)
Analisadaily.com, Istanbul - Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengecam serangan rudal mematikan Rusia di kota Kryvyi Rih, Ukraina. Serangan itu sebagai kengerian yang tak terbayangkan yang menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak, di kawasan permukiman.
Otoritas Ukraina mengatakan sedikitnya 19 orang tewas dan 75 lainnya terluka ketika sebuah rudal Rusia menghantam sebuah lingkungan di Kryvyi Rih, yang terletak di wilayah Dnipropetrovsk, pada Jumat malam.
“Ini adalah kengerian yang tak terbayangkan — sembilan anak tewas, sebagian besar saat bermain di taman, ketika senjata militer meledak dan menjadi serpihan di atas mereka,” kata Turk dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya pada Minggu (6/4).
“Satu ledakan mengakhiri 18 nyawa pada Jumat malam yang hangat di Kryvyi Rih, saat keluarga berkumpul di dekat taman bermain, restoran, dan gedung-gedung tempat tinggal.” tambahnya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bertanggung jawab atas apa yang disebut sebagai “serangan berpresisi tinggi,” dengan menuduh rudal tersebut menargetkan sebuah restoran tempat berlangsungnya pertemuan antara komandan unit Ukraina dan instruktur dari Barat sedang berlangsung.
Namun, Turk menolak pembenaran Moskow tersebut dengan mengatakan Kantor HAM PBB telah memverifikasi banyak korban jiwa dan masih terus mengumpulkan informasi.
Menurut pernyataan tersebut, saksi mata mengatakan kepada penyelidik PBB bahwa sebuah forum industri sedang berlangsung di restoran itu sesaat sebelum serangan terjadi dan tidak ada personel militer yang hadir di area tersebut.
“Semua saksi menyampaikan tidak ada kehadiran militer di restoran atau di area sekitar saat serangan terjadi,” demikian bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan insiden itu dapat dianggap sebagai serangan tanpa pandang bulu menurut hukum internasional, bahkan jika ada kecurigaan adanya target militer.
Turk menyerukan investigasi yang cepat, menyeluruh, dan independen atas serangan tersebut, serta menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi warga sipil dalam konflik yang masih berlangsung.
Kota Kryvyi Rih, kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, telah berulang kali menjadi sasaran dalam perang Rusia terhadap Ukraina yang kini memasuki tahun ketiga.
(ANT/CSP)