PBB Luncurkan Permohonan Dana 275 Juta Dolar AS untuk Myanmar

PBB Luncurkan Permohonan Dana 275 Juta Dolar AS untuk Myanmar
Rumah-rumah yang rusak di Kota Tada-U, Mandalay, Myanmar (2/4/2025). (ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe/aa.)

Analisadaily.com, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para mitranya meluncurkan permohonan dana sebesar 275 juta dolar AS untuk mendukung penanganan terhadap gempa bumi dahsyat di Myanmar.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan dana tersebut merupakan tambahan bagi Rencana Kebutuhan dan Respons Kemanusiaan (Humanitarian Needs and Response Plan) 2025 guna menjangkau 1,1 juta orang dengan bantuan dan pertolongan mendesak.

"Lembaga-lembaga PBB bersama para mitranya dengan cepat menyalurkan bantuan, termasuk layanan medis, tempat tinggal, air bersih, dan makanan untuk membantu masyarakat yang terdampak," kata Dujarric, Jumat (11/4).

Dilansir dari Antara, Sabtu (12/4), semakin memperkuat upaya di lapangan, Dana Tanggap Darurat Pusat PBB (UN Central Emergency Response Fund) telah mengalokasikan tambahan 5 juta dolar AS untuk respons gempa bumi, setelah 5 juta dolar AS yang telah disalurkan beberapa pekan sebelumnya.

Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar bagian tengah pada 28 Maret lalu telah menelan banyak korban jiwa, membuat warga menderita, dan memicu kehancuran yang meluas, memperburuk krisis kemanusiaan yang sebelumnya sudah mengkhawatirkan.

"Gempa bumi itu telah mendorong 2 juta orang ke dalam kondisi yang sangat membutuhkan bantuan dan perlindungan, bergabung dengan 19,9 juta orang yang diperkirakan sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum bencana ini terjadi," ucap Dujarric.

Badan-badan kemanusiaan menyampaikan bahwa masyarakat yang terdampak sangat membutuhkan layanan kesehatan dan pasokan medis, air minum, makanan, serta barang-barang esensial lainnya. Tenda dan tempat penampungan sementara serta fasilitas kakus dan barang-barang kebersihan diri juga diperlukan.

PBB menyerukan agar komunitas internasional segera meningkatkan pendanaan bagi Myanmar dan memastikan akses kemanusiaan yang cepat serta tanpa hambatan bagi mereka yang paling rentan di seluruh wilayah negara itu.

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi