Sejumlah Wilayah di Sumatera Utara Masih Berpotensi Hujan Pada Senin

Sejumlah Wilayah di Sumatera Utara Masih Berpotensi Hujan Pada Senin
Pengendara sepeda motor diguyur hujan saat melintas di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/4) lalu. (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan memprakirakan sejumlah wilayah di Sumatera Utara masih berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada Senin (14/4) siang dan malam.

Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Utami Alkhairat, mengatakan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi wilayah lereng barat, pantai barat dan pegunungan.

"Secara umum cuaca pada Senin pagi cerah berawan di sebagian besar wilayah Sumatera Utara. Siang hingga sore berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah di Sumatera Utara seperti di Nias Barat, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara," kata Utami, Minggu (13/4).

Malam hari berpotensi hujan ringan hingga lebat di Pakpak Bharat, sementara pada dini hari berawan dan berpotensi hujan ringan di wilayah Batubara, Dairi, Humbahas, Karo, Sidempuan, Sibolga, Madina, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Pakpak Barat, Samosir, Tapsel, Tapteng, Taput, dan Toba.

Dilansir dari Antara, suhu udara rata-rata 14- 31 derajat Celcius, kelembaban udara 84 hingga 99 persen dan angin bertiup dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 3-5 km per jam.

"Waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah pantai barat, lereng barat dan pegunungan di Sumatera Utara yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor," katanya.

Sementara Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Rizky Fadillah Pratama, mengatakan, gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di sejumlah perairan di Sumatera Utara yang berlaku dari 13 hingga 16 April 2025.

Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia barat Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Batu, perairan timur Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Nias, dan perairan Kepulauan Batu.

Bibit Siklon 96 S di Laut Timor memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan 4-22 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 4-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa bagian barat dan Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur.

(ANT/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi