Ephorus Huria Kristen Batak Protestan, Ompui Pendeta Dr Victor Tinambunan, memberikan keterangan kepada awak media usai ibadah HKBP Peduli Tano Batak di lapangan Stadion Mini Tarutung, Rabu (17/4). (Analisadaily/Emvawari Chandra Sirait)
Analisadaily.com, Tarutung - Kerusakan alam salah satu dari empat persoalan yang disoroti saat ibadah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Peduli Tano Batak di lapangan Stadion Mini Tarutung, Rabu (16/4) sore. Tiga masalah lain diantaranya narkoba, judi dan perdagangan manusia (human trafficking).
Ephorus HKBP Ompui Pendeta Dr Victor Tinambunan, menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk doa dan komitmen bersama untuk memelihara Tano Batak agar terhindar dari berbagai persoalan.
"Kita berdoa, berkomitmen, berkumpul, yang pertama bagaimana Tano Batak yang diberkati Tuhan tetap terpelihara," Victor dalam ibadah yang dihadiri ribuan jemaat dari berbagai distrik wilayah HKBP dan lintas agama.
Dia menjelaskan, kerusakan alam dan krisis ekonomi berada di urutan paling atas dari 10 hal ancaman global. Krisis dan berbagai bencana yang menerpa dunia, termasuk di Indonesia dan wilayah Tano Batak (tanah batak), bukan ujian dari Tuhan dan bukan juga karena nasib suratan tangan manusia.
"Akan tetapi hal ini terjadi karena dosa kesalahan dan keserakahan oleh manusia," tutur Victor.
Sebagai langkah konkret dalam rangka memerangi persoala penyakit sosial dan kerusakan lingkungan, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah telah melantik Satuan tugas (Satgas).
"Kita harapkan Satgas ini akan bekerja dan bekerjasama dengan semua pihak, sehingga Tano Batak yang dikasih oleh Tuhan bebas dari narkoba, judi, human trafficking, dan kerusakan lingkungan," tandasnya.
Persoalan lain yang terus menggempur dan merasuki sendi kehidupan manusia adalah narkoba. Menurutnya, peredaran narkoba saat ini sudah memasuki seluruh penjuru wilayah di Indonesia.
"Tidak ada kota kecil pun yang tidak dimasuki narkoba termasuk Kabupaten Tapanuli Utara, Tarutung ini. Bahkan di Sumut penggunaan narkoba berada di peringkat tertinggi," ungkapnya.
Padahal penggunaan narkoba menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar dan merupakan salah satu mesin pembunuhan generasi bangsa.
Kata Ephorus, tahun 2024 kerugian ekonomi Indonesia akibat narkoba mencapai Rp 72 triliun. Ini angka yang luar biasa. Narkoba juga mesin pembunuh generasi bangsa. Sebanyak 1,5 juta orang sudah tidak bisa disembuhkan karena terlalu parah penggunaan narkoba.
Masalah berikutnya judi. Kebiasaan bermain judi akan berdampak buruk terhadap keluarga. Akibat judi keluarga dan rumah tangga akan rusak. Bermain judi tidak akan memberi keuntungan karena peluang menangnya sangat tidak mungkin. Perputaran uang dalam judi online tahun 2024 mencapai Rp 900 triliun.
"Bermain judi online tidak akan mungkin bisa menang. Kalaupun menang mungkin sekali selanjutnya akan kalah," katanya.
Lalu persoalan human trafficking (perendahan harkat manusia). Ephorus mengatakan di dalam firman Tuhan, hanya manusia yang disebut gambar Allah. Tidak ada disebut gambar Allah kepada ciptaan lain.
Seruan
"Hanya kepada manusia diamanatkan untuk mengasihi sebab manusia itu berharga dan berharkat di mata Tuhan sehinga manusia bukan komuditi untuk diperjualbelikan," ucap Victor.
Dia lalu menyerukan kepada seluruh pihak yang mengambil keuntungan dan menikmati hasil dari seluruh persoalan dimaksud seperti narkoba, judi, human trafficking, dan kerusakan alam agar segera bertobat.
"Siapa yang mengambil keuntungan dan menikmati penyakit sosial dan kerusakan lingkungan ini kami dengan penuh kasih dan kerendahan hati berseru, bertobatlah, sehingga kita bisa hidup sejahtera dan damai," pungkasnya.
Bupati Tapanuli Utara, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat, mengapresiasi dan mengucapkan selamat atas terselenggaranya ibadah HKBP Peduli Tano Batak.
“Saya selaku Kepala Daerah dan juga ruas (jemaat) memberikan apresiasi dan bangga kepada HKBP yang luar biasa. Kabupaten Tapanuli Utara mengucapkan selamat dan sukses atas pelaksanaan kegiatan ‘HKBP Peduli Tano Batak’. Semoga kegiatan ini menghasilkan dampak positif bagi masyarakat," ucapnya.
Jonius mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencegah dan memberantas berbagai masalah sosial yang merusak masa depan generasi bangsa seperti penyalahgunaan narkoba, praktik perjudian, perdagangan manusia, serta pengrusakan lingkungan.
Diawal menjabat sebagai kepala daerah, ia sudah berkomitmen memberantas narkoba di lingkungan Pemerintah Kabupaten Taput dengan melakukan tes urine terhadap seluruh pejabat.
“Saya juga selaku kepala daerah secara diam-diam telah melakukan tes urine kepada seluruh pejabat ASN yang ada di Taput tapi puji Tuhan 90 persen ternyata tidak menggunakan narkoba. Sedangkan yang 10 persen lagi masih perlu dipertanyakan apakah itu karena obat batuk yang diminumnya atau karena ada hal-hal lain yang pasti kami sudah berkomitmen," tandasnya.
(CAN/CSP)