Tuah Ibadah IGABETUA Membangun Ukhuwah

Tuah Ibadah IGABETUA Membangun Ukhuwah
Tuah Ibadah IGABETUA Membangun Ukhuwah (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Jakarta - Halal bihalal (HBH) jika dikaitkan dengan kearifan lokal masyarakat Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Tabagsel merupakan manifestasi falsafah leluhur yang dikenal dengan Poda Na Lima atau nasehat yang lima.

Pertama, Paias Rohamu (Bersihkan Hatimu). Kedua Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu). Ketiga, Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu). Keempat, Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu). Kelima, Paias Pakaranganmu (Bersihkan Pekarangan/Lingkunganmu).

Pandangan itu dikemukakan Maradaman Harahap, tokoh Nasional (mantan komisioner Komisi Yudisial) RI, pada acara halal bihalal Ikatan Keluarga Besar Gunungtua dan Sekitarnya (IGABETUA) se-Jabodetabek yang menggelar kegiatan halal bihalal (HBH) di Gedung Diklat Kejaksaan RI, Jalan Harsono Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025).

Bahasan utama Maradaman selaku Ketua Dewan Pembina Igabetua adalah unsur pertama, paias rohamu atau bersihkan hatimu. Makna yang terkandung dalam kearifan lokal ini dikaitkan dengan halal bi mhalal adalah membersihkan hati dan saling memaafkan antar sesama anggota masyarakat yang boleh jadi sebelumnya ada kesalahan yang dilakukan, baik karena sengaja/sadar maupun karena lupa/tidak sadar dan harus disadari oleh setiap individu bahwa setiap manusia memiliki sifat salah dan lupa. Dengan kata lain, tidak ada manusia di muka bumi ini yang tidak pernah salah dan tidak pernah lupa.

Dalam kaitan bersihkan hatimu ini tentu saja yang paling bernilai dan bermakna tapi sulit dilaksanakan adalah meminta maaaf kepada orang yang berbuat salah kepada kita. Sebab bisa jadi tanpa sadar kita melakukan sesuatu hal yang mengakibatkan orang lain berbuat salah kepada kita.

"Semoga dengan halal bihalal dan falsafah paias rohamu, kita kembali fitrah/suci dari segala dosa dan kesalahan," harap Maradaman.

Babul Khoir Harahap yang juga Dewan Pembina IGABETUA mengatakan, HBH memiliki peran penting dalam membangun keakraban sosial secara turun-temurun. Maksudnya, kesetiakawanan sosial yang dibangun para orangtua, berlanjut pada generasi berikutnya.

Babul Khoir yang kini menduduki Wakil Ketua Komisi Kejaksaan menekan perlunya melestarikan tradisi HBH karena menciptakan interaksi sosial dengan beragam latar belakang. Warga IGABETUA yang berada di perantauan tentu punya berbagai profesi, di acara HBH ini menyatu tanpa disekat-sekat status sosial. Berbaur satu sama lain dengan semangat silaturahmi yang saling menyayangi.

Apalagi HBH ini, lanjut Babul, tidak hanya dihadiri anggota IGABETUA, tetapi kerabat dari daerah tetangga dan kerabat paguyuban/parsadaan daerah dan marga. Tentu hal ini kian memperkuat kekerabatan bagi kita yang terikat adat dalihan na tolu.

Senada dengan Babul, Safaruddin Harahap, Ketua Umum IGABETUA mengatakan, HBH ini mengusung tema, Perkuat Silaturahmi dengan Semangat Kebersamaan dan Kekeluargaan. Jadi acara HBH ini wujud dari ajakan tersebut. Safaruddin merasa bangga atas terselenggara acara dengan kehadirin para kaum famiili. Dalam kesempatan ini, selain bermaaf-maafan, juga ajang silaturahmi untuk melepas rindu.

Seperi falsafah kampung halaman Paluta, Molo pahae simanggurak, akkon pahulu do sitippulon, molo ra iba manjagit nadi lehen ni halak, akkon ra do iba paulakkon. Hal ini dimaksudkan, saling peduli dan penuh kebersamaan. Secara harfiah makna petuah itu adalah kalau kita bersedia menerima pemberian kerabat dalam berbagai hal, kita pun hal yang sama di lain waktu bisa "mengembalikan" dalam bentuk lain.

Muhammad Tholib Harahap selaku Ketua Panitia dalam sambutannya penuh semangat mengajak kebersamaan. Ia mengutif semboyan daerah, "Bope hita inda saparmayaman, tai hita tetap saroha." Artinya, meski kita tidak sepermainan, tetapi kita satu hati.

Acara HBH IGABETUA diramaikan dengan para tokoh dan ketua parsadaan dan marga. Tampak hadir, Ketua Umum ParPaluta, Hamsiruddin Siregar RCM, Ketua Parsadaan Luat Portibi yang juga Sekjen DPP Prabowo Mania 08, Akhmad Gojali Harahap, Ketua Parsadaan Padang Bolak Julu, Alfian Rusdi Hasibuan, Ketua Umum PSBB, Dr. Kiman Siregar, mantan Bupati Tapsel, Ongku P. Hasibuan dan masih banyak lainnya.

HBH kian meriah dengan ceramah jenaka ustadz Gende Hutasuhut. Ajakan kekompakan, dan menjauhi pertengkaran, ia sampaikan secara menghibur.

"Ulang harani aek ni saba marsiolatan di huta, di bawa-bawa ke perantauan. Maksudnya, jangan karena ribut soal irigasi sawah di masa silam, sampai kini lanjut ke perantauan." Mendengar itu, sontak hadirin tertawa.

Baca Juga

Rekomendasi