Simposium Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo Digelar Bulan Depan

Simposium Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo Digelar Bulan Depan
Simposium Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo Digelar Bulan Depan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Simposium Sejarah dan Kebudayaan bertajuk "Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo" siap digelar di Gedung Serba Guna Tengku Amin Ridwan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Kamis, 8 Mei 2025 mendatang.

Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Karo Foundation dengan Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Sejarah, FIB, USU.

Ketua Panitia Pelaksana Simposium, Dr. Drs. Edi Sumarno, M.Hum., didampingi Ketua Program Studi S1 Ilmu Sejarah, FIB, USU, Dra. Lila Pelita Hati, M.Si., mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya konkret dalam menggali latar belakang sejarah, kebudayaan, dan peradaban Karo melalui pendekatan ilmiah.

Menurutnya, Simposium Hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo akan dibuka Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos. M.Si., serta dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Karo, Brigjen Pol (Purn) Dr. dr. Antonius Ginting dan Komando Tarigan, S.P., Dekan FIB USU, Prof. Dr. Dra. Tengku Thyrhaya Zein, M.A., Ketua Dewan Pembina Karo Foundation, Barata Brahmana, Ketua Umum Karo Foundation, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Ketua Harian dan Sekretaris Jenderal Karo Foundation, Miko Ginting dan Ir. Analgin Ginting, serta para akademisi, maupun praktisi sejarah dan kebudayaan.

Edi mengaku, tujuan pelaksanaan kegiatan ini tidak lain untuk mendiseminasikan hasil-hasil kajian ilmiah terkait hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo, menyebarluaskan pengetahuan mengenai hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo dalam persepektif sejarah, arkeologi, antropologi, dan kebudayaan, serta menumbuhkembangkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat pada sejarah, kebudayaan, dan peradaban Karo.

"Seluruh kebutuhan sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan ini sepenuhnya dibiayai oleh Karo Foundation," ungkap Edi, dalam keterangannya kepada Analisadaily di Medan, Kamis (24/04/2025).

Secara khusus Edi mengaku telah menyiapkan enam narasumber. Sebagai narasumber pertama, akan hadir Direktur Sejarah dan Permuseuman Kementerian Kebudayaan RI, yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Pusat, Prof. Dr. Agus Mulyana, dengan judul makalah "Pentingnya Kesadaran Sejarah dan Penguatan Identitas Suku, Etnik Karo dan Relasinya dengan Kerajaan Karo".

Kemudian sebagai narasumber kedua ialah Guru Besar Antropologi UNIMED, Prof. Dr. Erond L. Damanik, M.Si., dengan makalah berjudul "Hubungan Aru dan Karo dalam Pendekatan Antropologi".

Selanjutnya narasumber ketiga, sambung Edi, akan hadir Peneliti Warisan Budaya Dunia (World Heritage) UNESCO, yang juga mantan Ketua Pusat Kajian Arkeologi USM, Malaysia, Prof. Dr. Mochtar Saidin, dengan judul makalah "Penelitian Sejarah Berbasis Pendekatan Arkeologi, Hubungan antara Aru dan Karo".

Berikutnya, Akademisi USU, yang juga Ketua MSI Cabang Sumatera Utara, Dr Suprayitno, M.Hum. Ph.D., akan tampil sebagai narasumber keempat, dengan makalah berjudul "Sejarah Hubungan Kerajaan Aru dan Perkembangan Peradaban Karo".

Untuk narasumber kelima, sambung Edi, akan hadir pula Pamong Budaya Ahli Madya Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat pada Kementerian Kebudayaan RI, Dr. Julianus Limbeng, M.Si., dengan makalah berjudul "Relasi Kerajaan Aru dan Etnik Karo dalam Perspektif Kebudayaan".

Sedangkan sebagai narasumber terakhir, pihaknya juga menghadirkan Peneliti dari Pusat Riset Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Bahasa dan Sastra pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Repelita Wahyu Oetomo, M.Si., dengan makalah berjudul "Relasi Kerajaan Aru dan Suku Karo; Pengalaman Studi Lapangan".

"Dengan hadirnya para praktisi ini, besar harapan kita relasi antara Kerajaan Aru dengan peradaban Karo mendapat legitimasi ilmiah, sehingga meningkatkan antusiasme dan semangat para peneliti melakukan kajian ilmiah tentang sejarah kebudayaan dan peradaban Karo," harap Edi.

Apalagi menurutnya, dalam kegiatan ini nantinya akan dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) penelitian dan pelaksanaan kegiatan ilmiah lainnya antara USU dengan Karo Foundation.

"Tentunya kita juga berharap, kerjasama penelitian sejarah dan kebudayaan antara Karo Foundation dengan USU, khususnya dengan Program Studi S1 Ilmu Sejarah, FIB, USU, dapat terus berlanjut," ujar Edi.

Sebelumnya, Anggota Pilar 1 Karo Foundation Bidang Sejarah dan Kebudayaan, sekaligus Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Sejarah, FIB, USU, Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si., menjelaskan, Karo Foundation adalah lembaga yang dibentuk sejak 2024 atas inisiatif sejumlah Tokoh Nasional Masyarakat Karo, seperti Barata Brahmana dan Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun.

Menurutnya, tujuan Karo Foundation dibentuk tidak lain untuk meningkatkan jati diri, serta memperluas eksistensi dan kontribusi masyarakat Karo dalam berbagai aspek kehidupan, terutama pada aspek sosial, ekonomi, sejarah, dan kebudayaan.

Apalagi sebagai salah satu etnis lokal di Sumatera Utara, Junita mengakui, Suku Karo memiliki latarbelakang budaya khas dan perjalanan sejarah yang panjang. Sehingga perlu dilakukan berbagai kajian ilmiah agar eksistensi kebudayaan Karo dapat terus bertahan dan tidak mudah punah.

"Kebetulan simposium tentang Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo ini adalah kegiatan pemberdayaan pertama kita di bidang sejarah dan kebudayaan Karo. Harapannya, agar kaum muda memiliki rasa bangga terhadap jati diri, sejarah, budaya, dan peradaban Karo," seru Junita.

(WA/WITA)

Baca Juga

Rekomendasi