
Analisadaily.com, Medan - Komunitas Kredit Macet (KKM) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 di Hotel Grand Inna Jalan Balaikota, Medan, Kamis (15/5). Kegiatan bertema, “KKM bangkit, bukan di kubur hidup-hidup” dihadiri para pendiri, pengurus, anggota dan korban kredit macet.
Meski digelar sangat sederhana namun acara tersebut berlangsung meriah. Panitia memberikan angpao yang dibagikan secara spontan kepada para penanya.
Hadir pada acara tersebut pendiri sekaligus Pembina KKM So Tjan Peng, Sekretaris Jenderal (Sekjen KKM) Sugandhi Makmur, Ketua Forda UKM Sumatera Utara Sri Wahyuni, Ketua Forda UKM Medan Sofia, Ketua Forda UKM Sergai Darmadi dan lainnya.
Sugandhi Makmur alias Aho menjelaskan, sebenarnya KKM berdiri pada tanggal 11 Maret 2020. “Namun karena kesibukan dan berbagai hal maka baru bisa dilaksanakan hari ini,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu menceritakan bagaimana perjuangan mendirikan KKM. “Saya merupakan korban kredit macet atau tepatnya mafia lelang. Saya benar-benar terpuruk saat itu. Bukan tidak mau membayar utang, tapi keadaan atau kondisi usaha yang saat itu macet membuat saya kesulitan membayar kredit,” ungkap So Tjan Peng yang akrab disapa STP.
Tiba-tiba lanjut STP, asetnya yang menjadi angunan akan dilelang pihak bank. “Yang membuat saya keberatan harga aset tersebut jauh dari harga pasaran. Keadaan ini yang membuat saya melawan,” tegasnya.
Kredit macet menurut STP, awalnya merupakan hal yang memalukan atau aib untuk diungkapkan. Namun karena mendapat perlakukan sewenang-wenang dari mafia, ia melakukan perlawanan. “Ibarat seperti jatuh tertimpa tangga pula,” ungkapnya.
Padahal ujar STP, ketika pembayaran masih lancar, ia diperlakukan seperti sangat baik. Saat Imlek diundang. Ruangannya pun VIP. “Tapi begitu macet diperlakukan tidak baik,” ujarnya.
Dengan perjuangan yang tidak kenal lelah. Dibantu berbagai termasuk kalangan jurnalis, kata STP, ia menang melawan para mafian lelang tersebut.
“Saya bertemu dengan Aho yang mengalami hal yang sama. Kami berdiskusi bagaimana agar apa yang kami alami bisa bermanfaat kepada orang lain khususnya korban kredit macet khususnya mafia lelang. Maka lahirlah KKM,” ungkap STP.
Anggota DPRD Sumut Budi menyatakan dukungannya kepada KKM. “Kita, khususnya para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) harus bersatu melawan mafia lelang. Banyak dari pelaku UKM yang menjadi korban kredit macet khsusunya mafia lelang,” ungkapnya.
Budi yang lama berkecimpung di sektor UKM, pernah juga terpuruk. Namun berhasil bangkit kembali. “Semangat itu yang harus ditularkan KKM agar bisa bangkit,” tegasnya.
Pada kesempatan itu para jurnalis senior seperti Ramadhan MS, Maskur Abdullah, Nurhalim Tanjung mencetuskan ide untuk membuat buku tentang perjuangan KKM melawan mafia lelang.
“Buku ini nantinya akan menjadi buku pertama di Medan, bahkan di Indonesia atau mungkin di semesta ini yang berisi antara lain testimoni penyintas kredit macet melawan mafia lelang,” ujarnya.
Nurhalim menjelaskan, buku yang rencananya terdiri dari 120 halaman tersebut berisi tentang aturan atau mekanisme lelang yang sebenarnya, kisah berdirinya KKM serta testimoni korban mafia lelang yang berhasil bangkit kembali.
“Buku ini sangat bermanfaat bagi korban kredit macet, mafia lelang dan masyarakat luas yang mungkin akan mengalami hal serupa,” ujarnya.