Jason Rebholz Bahas Area Utama Kerja Sama Amerika dengan Indonesia

Jason Rebholz Bahas Area Utama Kerja Sama Amerika dengan Indonesia
Perayaan hari Kemerdekaan Amerika Serikat dihadiri Pelaksana Tugas Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jason Rebholz dan Konsul AS untuk Sumatera, Bernard Uadan di Medan, Jumat (23/5). (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Pelaksana Tugas Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jason Rebholz, membahas sejumlah area kerjasama kedua negara yang dinilai semakin berkembang.

Pada awal Mei 2025, Amerika Serikat dan Indonesia mengadakan dialog Keamanan Indonesia-AS ke-21 di Jakarta, dan itu menegaskan kembali kedalaman hubungan pertahanan dan membuka jalan baru untuk kerja sama.

“Bersama-sama kita kaji pencapaian dan mengeksplorasi peluang nyata untuk semakin memperkuat kemitraan. Ini adalah inti dari kemitraan strategis komprehensif kita, komitmen bersama untuk membuat kedua negara kita, dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas, lebih aman, lebih kuat, dan lebih sejahtera,” kata Jason Rebholz saat perayaan Kemerdekaan Amerika Serikat di Medan, Jumat (23/5).

Pada kesempatan itu, Jason menjelaskan ada beberapa yang area utama kerja sama Amerika-Indonesia, termasuk di antaranya keamanan, Ikatan ekonomi dan koneksi antar rakyat.

Kerjasama keamanan

Kata dia, tahun lalu Amerika bangga bersama dengan pemerintah Indonesia meresmikan fasilitas pelatihan BAKAMLA di Batam, sebuah proyek yang didanai bersama oleh Amerika Serikat. Sejak itu, pelatihan bersama tidak hanya antara BAKAMLA Indonesia dan Coast Guards A.S, tetapi juga dengan mitra regional dari Filipina, Malaysia, dan Jepang.

Tujuannya memberdayakan seluruh kawasan untuk memperkuat kemampuan, menjaga kedaulatan, dan memajukan kebebasan navigasi yang merupakan landasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Pelatihan-pelatihan tersebut memusatkan perhatian pada tantangan kritis seperti pelanggaran lintas batas, perdagangan narkotika, penyelundupan manusia, dan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur.

“Bersama-sama, kita membangun kawasan yang lebih aman dan lebih kuat bagi rakyat kita,” tutur Jason di acara yang bertema ‘Old Hollywood’ masa keemasan perfilman Amerika.

Ikatan Ekonomi

Menurut dia, Sumatera merupakan tempat yang istimewa dalam hubungan perdagangan terutama lewat kopi. Biji Arabika Sumatera, yang berasal dari Gayo, Lintong, dan Mandailing, dinikmati di seluruh dunia.

Tidak heran jika perusahaan AS seperti Starbucks, Peet's Coffee, dan berbagai pemanggang kopi spesialis sejak dulu menggunakan biji kopi dari Sumatera.

Perdagangan ini mendukung ribuan petani dan koperasi Indonesia, serta menghadirkan cita rasa kopi kaya dan murni bagi penikmat kopi di Amerika setiap hari.

Sementara di Batam, Apple telah meluncurkan Developer Academy yang melatih anak muda Indonesia dalam coding, desain aplikasi, dan kewirausahaan.

“Semua itu adalah contoh yang kuat tentang bagaimana perusahaan AS membantu terciptanya masa depan digital Indonesia dengan menanamkan investasi bagi talenta lokal,” ujar Jason.

Tepat di sebelahnya, Infinite Studios di Batam, pusat produksi kelas dunia, adalah tempat berkumpulnya pembuat film Indonesia dan internasional, termasuk dari Amerika Serikat, untuk menciptakan karya yang diakui di dunia, serta merawat industri kreatif yang tumbuh subur di kawasan ini.

Koneksi antar rakyat

Akhirnya, dan mungkin yang paling penting, adalah hubungan antara rakyat Indonesia dan Amerika Serikat, yang membangun fondasi kemitraan.

Desember lalu, Duta Besar AS mengunjungi Medan dan memiliki kesempatan luar biasa untuk bertemu dengan puluhan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (UMSU), tuan rumah untuk EducationUSA advising center di Medan.

Energi dan kegembiraan anak-anak muda itu untuk mengeksplorasi peluang pendidikan di Amerika Serikat dan mempelajari lebih lanjut tentang kemitraan yang dibagikan bersama sangat inspiratif.

“Saya tahu ketika Konsul Bernard dan timnya mengunjungi sekolah dari Banda Aceh hingga ke Lampung, mereka menyaksikan antusiasme dan motivasi yang sama. Dan saya pikir jawabannya jelas. Kedua negara kita memiliki begitu banyak kesamaan dan sebagai demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia,” sambung Jason.

“Kita adalah mitra sejati. Bersama-sama kita menemukan solusi untuk tantangan terpenting yang kita hadapi. Dan, kita melakukannya dalam kolaborasi di tingkat akar rumput.

Dia menambahkan, kemitraan antara peneliti, universitas, Non Goverment Organization (NGO), dan perusahaan kedua negara membentuk tulang punggung persahabatan selama lebih dari 75 tahun.

Persahabatan itu terbukti, di masa-masa sulit, seperti ketika bergotong royong setelah peristiwa Tsunami 2004 untuk membantu para korban selamat dan ketika ada kesempatan, itulah sebabnya terus membantu membangun kembali Aceh menjadi seperti sekarang ini.

Kolaborasi industri kreatif

Film seringkali menjadi jendela pertama ke budaya asing. Lewat layar perak, orang-orang di seluruh dunia telah mengintip kota-kota Amerika, nilai-nilainya, impian dan kreativitasnya.

Film-film Amerika, seperti Casablanca, Gone With the Wind, dan The Godfather, telah menginspirasi budaya pop global dan story telling di seluruh dunia.

“Indonesia juga telah memberikan kontribusi besar pada industri film global, contohnya The Raid, yang membangkitkan minat internasional terhadap seni bela diri Indonesia, yaitu Pencak Silat dan memberikan dampak besar pada jenis film aksi laga di seluruh dunia,” kata Konsul AS untuk Sumatera, Bernard Uadan.

Contoh lain yang lebih baru adalah Monkey, sebuah produksi film Amerika-Kanada, yang dibintangi dan disutradarai oleh Dev Patel. Meskipun berlatar di Mumbai, film ini tidak difilmkan di India, Kanada atau Amerika, melainkan di Sumatera, tepatnya di Infinite Studios, Batam.

Infinite Studios Batam juga berada di balik karya animasi memukau untuk nama-nama besar di Amerika Serikat, membuat konten untuk Disney dan Nickelodeon, termasuk Vampirina, Peter Rabbit, Octonauts dan Top Wiping.

“Ini adalah contoh-contoh gemilang kolaborasi Amerika-Indonesia di industri kreatif. Kisah-kisah dan produksi bersama ini menunjukkan bagaimana budaya kita saling terhubung, saling menginspirasi, dan membangun sesuatu yang lebih besar bersama-sama,” ucap Bernard, sembari menyampaikan bahwa ini menjadi hari terakhirnya merayakan Kemerdekaan Amerika di Kota Medan.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi