Geger, Penemuan Tulang Belulang di Perladangan Numpang Desa Kuta Bangun

Geger, Penemuan Tulang Belulang di Perladangan Numpang Desa Kuta Bangun
Geger, Penemuan Tulang Belulang di Perladangan Numpang Desa Kuta Bangun (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tiga Binanga - Tim Inafis Satreskrim Polres Karo mengevakuasi temuan tulang belulang manusia diduga kuat MS (65), petani asal Desa Kuta Bangun, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, yang sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Evakuasi dilakukan Selasa (27/5) sore, setelah laporan diterimah Polsek Tiga Binanga pada pukul 15.00 WIB, dilanjut ke Inafis Satreskrim Polres Karo.

Informasi awal menyebutkan bahwa MS terakhir diketahui pada hari Senin (26/5), sekira pukul 10.30 WIB, saat pamit untuk ke ladang. Namun sejak itu, telepon genggam korban tidak dapat dihubungi.

Keluarga yang khawatir akhirnya melakukan pencarian ke rumah dan ladang korban. Pada Selasa pagi, warga bersama anak korban mendatangi perladangan numpang milik korban.

Di sana ditemukan barang barang milik korban di dalam gubuk, namun korban sendiri tidak ditemukan. Temuan itu kemudian dilaporkan ke Kepala Desa dan Polsek Tigabinanga.

Kapolsek Tiga Binanga, Iptu Solo Bangun, bersama Kanit Reskrim Ipda Arjuna Tarigan dan sejumlah personel langsung turun ke lokasi bersama warga. Pencarian dilakukan menyusuri area ladang cukup curam dan terjal.

Tak lama kemudian, di titik masih berada di dalam kawasan perladangan, ditemukan sesosok mayat yang telah menjadi tulang belulang. Anak korban meyakini jenazah tersebut adalah ayahnya berdasarkan pakaian yang masih melekat.

Polisi kemudian memasang garis polisi dan tim Inafis Polres Karo langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Proses evakuasi berlangsung penuh kehati hatian mengingat lokasi yang cukup ekstrem.

Kapolres Karo, AKBP Eko Yulianto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan belasungkawa atas peristiwa tersebut dan mengapresiasi kerja cepat personel Polsek Tiga Binanga dalam menindak lanjuti laporan masyarakat.

"Langkah cepat evakuasi dan identifikasi dilakukan agar pihak keluarga mendapat kepastian, serta memastikan tidak ada unsur pidana dalam kasus ini," ujar Kapolres.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil musyawarah keluarga, jenazah korban langsung disemayamkan dan pihak keluarga menyatakan menolak dilakukan autopsi, dengan alasan korban memang memiliki riwayat sakit menahun. Keluarga menganggap kejadian ini sebagai musibah dan tidak melanjutkan proses hukum.

Eko juga mengimbau masyarakat, khususnya yang memiliki anggota keluarga lansia atau tinggal sendiri di wilayah ladang atau tempat terpencil, untuk lebih waspada dan memperkuat komunikasi dengan lingkungan sekitar agar hal serupa tidak terulang.

(DIK/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi