Rektor UNIVA Medan, Prof. Dr. H.M. Jamil Siahaan, M.A. di depan Kampus Xinjiang Islamic Institute (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Rektor Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan, yang juga Ketua MUI Kota Binjai, Prof. Dr. H.M. Jamil Siahaan, M.A., berkesempatan mengunjungi Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, dalam lawatan internasionalnya ke Tiongkok, Senin (2/6/2025).
Xinjiang adalah sebuah provinsi di Tiongkok, yang wilayahnya berbatasan dengan Tibet di sebelah selatan, dengan Rusia di sebelah utara, dengan Mongolia di sebelah timur, serta dengan Kazakastan, Tajikistan, dan Afganistan di sebelah barat.
Jumlah penduduk Xinjiang diperkirakan sebanyak 26 juta jiwa dan lebih dari 50 persennya beragama Islam. Ras Arya Turki mendominasi komposisi penduduk Xinjiang, terutama dari Etnis Uighur.
"Harus diakui, kondisi peradaban Islam di Xinjiang, khususnya di ibukota Urumqi, cukup berbeda. Di sini banyak bangunan megah justru dihiasi dengan ornamen beraksara Arab, mirip seperti Aksara Arab Jawi. Jumlah masjid juga cukup banyak. Meskipun demikian, penggunaan busana muslimah tidak terlalu terlihat," terang Jamil, via pesan WhatsApp, Rabu (4/6/2025).
Dalam kunjungan yang difasilitasi Konjen Tiongkok di Medan, Jamil yang hadir bersama rombongan delegasi ilmuan Muslim asal Sumatera Utara mengaku terkesan dengan kehidupan masyarakat Xinjiang, yang mayoritas beragama Islam.
Dia bahkan berkesempatan menunjungi Kampus Xinjiang Islamix Institute di Urumqi, ibukota Xinjiang, untuk bertemu, serta berbincang langsung dengan beberapa anggota Majelis Ulama Xinjiang dan para pimpinan perguruan tinggi terkait.
Diakui Jamil, Xinjiang Islamic Institute merupakan kampus yang megah dan memiliki fasilitas lengkap. Selain memiliki ruang kuliah yang komprehensif untuk menampung 1.000 mahasiswa, di kampus ini juga terdapat fasilitas perpustakan, asrama, kantin, dan sarana lainnya.
Pemerintah Tiongkok sendiri memberikan perhatian yang besar untuk mendukung pembangunan di Xinjiang, terutama dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam.
Lebih dari Rp 600 miliar telah digelontorkan Pemerintah Negeri Tirai Bambu untuk pengadaan fasilitas perkuliahan bagi Xinjiang Islamic Institute, termasuk beasiswa, serta sarana dan prasarana lainnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa Umat Islam di Propinsi ini (Xianjiang-red) telah mendapat perhatian yang besar dari Pemerintah Tiongkok," ucap Jamil, terkesan.
Apalagi dari hasil diskusi dengan para ulama dan akademisi di Xinjianh, diketahui Umat Muslim di Tiongkok diberi hak, perlindungan, dan kebebasan mutlak untuk beribadah. Hampir tidak ada gangguan keamanan yang berarti saat momentum perayaan hari besar Islam. Bahkan banyak di antara anggota perlemen yang beragama Islam.
"Tentunya kita turut berdoa, semoga jalinan persaudaraan antara Tiongkok dan Indonesia dapat terus ditingkatkan, sehingga membawa rahmat bagi kedua negara," ujar Jamil.
(WA/RZD)