Foto Heri Tinambunan, salah seorang korban penganiayaan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Keluarga korban penganiayaan memberi apresiasi kepada Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan karena telah menahan diduga pelaku penganiayaan.
"Kami sangat mengapresiasi langkah cepat Polrestabes Medan, khususnya di bawah kepemimpinan Bapak Kombes Gidion Arif Setyawan. Tidak mudah bagi keluarga kami menghadapi ini, tapi tindakan cepat aparat membuat kami merasa masih ada harapan pada keadilan," ungkap ibu salah satu korban dengan mata berkaca-kaca, kemarin.
Empat korban penganiayaan merupakan petugas keamanan Universitas Darma Agung (UDA) Medan. Sementara terduga pelaku meerupakan Wakil Rektor II UDA Medan versi HNK, YS.
Keluarga korban mengatakan, tindakan kepolisian yang tidak gentar menghadapi pelaku meskipun memiliki jabatan tinggi, memberikan harapan baru bagi masyarakat bahwa hukum masih berdiri tegak di negeri ini. Namun di balik apresiasi itu mereka berharap agar YS dijatuhi hukuman yang berat dan setimpal.
"Kami bukan ingin membalas dendam. Tapi negara ini butuh contoh. Bagaimana mungkin seseorang yang menyandang gelar wakil rektor justru menjadi pelaku kekerasan terhadap bawahannya. Ini bukan hanya soal luka fisik, tapi luka moral bangsa," ujar ayah dari korban lainnya dengan suara bergetar.
Menurut mereka, tokoh pendidikan seharusnya menjadi panutan, bukan menjadi kriminal yang mencoreng nama baik institusi dan melecehkan martabat akademik.
"Tokoh pendidikan harus mendidik, bukan menganiaya. Harus menjadi teladan, bukan menjadi aib. Jika tindakan seperti ini dibiarkan, maka pendidikan kehilangan ruhnya," tegas salah satu anggota keluarga di hadapan wartawan.
Kini, masyarakat luas menanti bagaimana proses hukum ini akan berlanjut. Publik berharap Polrestabes Medan akan terus menunjukkan integritasnya dan tidak membiarkan jabatan melindungi kekerasan.
Karena keadilan bukan milik mereka yang punya kekuasaan, tapi milik mereka yang berani memperjuangkannya.
(RRS/RZD)