Kuliah Umum Prof Bungaran Saragih di Fakultas Pertanian USU dan PT Agrari (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara bersama Prodi S1 Agribisnis dan PT Agrari telah menyelenggarakan kuliah umum pada Rabu (2/7) di Aula Suratman Fakultas Pertanian USU.
Acara kuliah umum kali ini menjadi sangat spesial karena kehadiran narasumber yang merupakan tokoh ternama yaitu Prof. Bungaran Saragih, yaitu Menteri Pertanian RI 2000 – 2004 dan juga merupakan Guru Besar IPB University.
Kuliah umum ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian USU, Wakil Dekan II dan III FP USU, Kaprodi dan Sekprodi di lingkungan Fakultas Pertanian USU, Agus Hatimbulan, SP. selaku Head Agronomy dari PT. Agrari, dosen, serta mahasiswa Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Diketahui total peserta yang hadir pada acara kuliah umum ini sekitar 125 orang. Topik kuliah umum yang diusung adalah Hilirisasi Pertanian, dengan tema “Agribisnis Sebagai Dasar Re-Industrialisasi Ekonomi Indonesia”.
Prof Tavi Supriana menyampaikan dalam kata sambutannya, “Suatu kebanggaan bagi Fakultas Pertanian karena kedatangan Prof. Bungaran Saragih sebagai narasumber pada kuliah umum ini. Saya telah membuktikan sendiri melalui pengalaman saya pribadi bahwa Prof. Bungaran Saragih merupakan sosok yang sangat pintar khususnya di bidang Ekonomi Makro saat saya menjadi mahasiswa beliau ketika saya menjalani studi S2 saya di IPB”.
Acara kuliah umum ini dipandu oleh Vista Uli Sihombing, M.Si. sebagai moderator. Vista Uli Sihombing menyampaikan dalam pengantarnya, “Tema kuliah umum ini merupakan upaya reflektif sekaligus prospektif dalam melihat bagaimana sektor pertanian tidak hanya dilihat dari sisi produksi semata, tatpi juga harus diposisikan sebagai motor penggerak transformasi ekonomi nasional, khusunya melalui pendekatan hilirisasi dan pengembangan sistem agribisnis secara menyeluruh”.
Prof Bungaran Saragih menjelaskan dalam materi kuliah umumnya, “Saat ini Indonesia ditargetkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% per tahun serta pencapaian ketahanan pangan dan ketahanan energi. Untuk membangun basis pertumbuhan ekonomi 8%, pemerintah mendorong industrialisasi yang saat ini lebih dikenal dengan hilirisasi.”
Ia juga menambahkan, “Meskipun hilirisasi Indonesia telah berlangsung lama, namun secara agregat masih termasuk dangkal. Hal ini tercermin dari rasio nilai tambah sektor industri agro dengan sektor pertanian tahun 2023 yang masih bergerak di sekitar angka satu.”
Para peserta kuliah umum sangat antusias mengikuti kuliah umum. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta kuliah umum yang memberikan pertanyaan pada sesi tanya jawab.
Semoga dengan adanya acara kuliah umum ini, para dosen dan mahasiswa akan semakin bertambah pengetahuan dan wawasannya terkait hilirisasi Pertanian.
(RRS/RZD)