Kekeringan Landa Persawahan di Panyabungan Utara, Petani Terancam Gagal Tanam (Analisadaily/Rudi Erianto)
Analisadaily.com, Madina - Kekeringan ekstrem melanda sejumlah desa di Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Akibatnya, ratusan hektare lahan persawahan milik warga alami kekeringan yang cukup serius dan permukaan tanah mulai retak.
Para petani pun tidak dapat turun ke sawah sebagaimana mestinya, karena kondisi ini telah berlangsung selama hampir dua bulan.
Di Desa Sopo Sorik termasuk wilayah terdampak paling parah, kondisi kekeringan semakin buruk akibat saluran irigasi yang tidak berfungsi, padahal saluran tersebut merupakan sumber utama pengairan bagi lahan sawah warga. Para petani di desa ini hanya bisa pasrah menunggu datangnya hujan.
“Air tidak masuk ke sawah kami, bang. Kalau begini terus, kami tidak bisa menanam. Bibit padi yang telah disiapkan terpaksa ditinggalkan begitu saja. Sawah jadi terbengkalai bang. Rugi, bang. Iya, rugi sekali,” ujar Solahudin, seorang petani setempat, Senin (7/7/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Sopo Sorik, Abdi Ali, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan ini.
“Kami sudah melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran irigasi itu dan juga telah mengajukan proposal kepada instansi terkait, tetapi sampai saat ini belum ada respon atau tindakan lanjutan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa air dari pegunungan yang selama ini menjadi sumber irigasi telah menyusut drastis akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
“Upaya gotong royong sudah kami lakukan, bahkan kami membawa alat sederhana untuk membersihkan material penyumbat saluran irigasi ini yang terletak antara Desa Sayur maincat dan Desa Simalagi. Namun, karena material yang menumpuk terlalu banyak, diperlukan bantuan alat berat untuk membersihkannya,” katanya.
Abdi Ali menambahkan, bahwa kondisi ini tidak hanya berdampak pada satu desa saja, melainkan mencakup sekitar tujuh desa yang bergantung pada aliran irigasi di wilayah tersebut.
“Kami sudah mengusulkan perbaikan kepada camat, PSDA dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Kami berharap pemerintah segera turun tangan supaya petani tidak terus dirugikan karena gagal tanam ataupun gagal panen,” lanjutnya.
Masyarakat petani di Panyabungan Utara juga berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah hingga pusat, khususnya dalam mendukung ketahanan pangan nasional sebagaimana dicanangkan dalam program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Kondisi ini menjadi ujian nyata bagi komitmen pemerintah dalam menjaga keberlangsungan sektor pertanian rakyat.
(MAG7)(WITA)