Mahasiswa UDA Tolak Pj. Rektor, Gedung Biro Rektor Diduduki dalam Aksi 'Mengamuk' (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sejumlah mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) Medan kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Biro Rektor yang terletak di Jalan DR TD Pardede, Jumat (18/7). Aksi ini dilakukan pada Jumat sore sebagai respons terhadap dualisme pimpinan rektor di kampus, yang saat ini memiliki dua rektor yaitu Dr. Lilis S Gultom dan Prof. Suwardi Lubis.
Mahasiswa mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pihak Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA) yang dipimpin oleh Hana Nelsri Kaban. Mereka menuntut pengembalian uang kuliah yang telah dibayarkan, alasan yang mendasari protes tersebut adalah masalah kejelasan administrasi dan penanganan data akademik.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa berusaha membongkar gembok pagar gedung Biro Rektor untuk meminta akses masuk, sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan yang berlaku. Mereka membentangkan kain putih yang berisi tuntutan, dengan beberapa spanduk yang mencolok, di antaranya “Mahasiswa Butuh Kepastian Bukan Janji” dan “Birokrasi Sampah Gila Jabatan”.
Mahasiswa juga mengekspresikan kemarahan mereka dengan membakar ban bekas dan melakukan aksi teatrikal dengan mengenakan kostum 'pocong'. Namun, suasana tetap terkendali berkat kehadiran aparat kepolisian yang berupaya meredakan ketegangan.
Sebagian mahasiswa mengkritik keberadaan Prof. Suwardi Lubis sebagai Pj Rektor. Mereka menolak pernyataan yang menganggapnya sebagai pemimpin yang sah. “Apakah kalian terima Prof Suwardi Lubis sebagai rektor kalian?" tanya seorang mahasiswa. Serentak, mereka menjawab "Tidakkk!"
Sebelumnya, pada Selasa (16/7), mahasiswa juga menggelar aksi serupa untuk mendesak LLDIKTI Wilayah I Sumatera Utara tidak membiarkan tindakan YPDA yang mereka anggap tidak adil dan mengganggu proses akademik. Mahasiswa merasa terintimidasi dan menuntut agar lembaga terkait melakukan tindakan tegas.
Prof. Saiful Anwar Matondang, Kepala LLDIKTI Wilayah I, telah mengonfirmasi bahwa pihaknya akan memanggil kedua rektor untuk membahas masalah ini lebih lanjut. Meski begitu, mahasiswa meminta agar LLDIKTI lebih aktif dalam menyelesaikan masalah ini di tingkat kementerian.
Mahasiswa berkomitmen untuk terus mengawal persoalan ini hingga mendapatkan penyelesaian yang transparan dan adil. Mereka juga membuka ruang dialog dengan semua pihak terkait, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan aksi unjuk rasa ini, mahasiswa UDA berharap suara mereka didengar serta mendapatkan solusi yang tepat bagi masalah yang tengah dihadapi, demi kelancaran proses pendidikan di universitas mereka.
(JW/RZD)