Hari Anak Nasional: Berinvestasi pada Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Bangun Fondasi untuk Kesiapan Sekolah (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Data menunjukkan bahwa masih banyak orang tua atau pengasuh di Indonesia yang belum memahami momen penting tiga tahun pertama sebagai fondasi perkembangan lanjutan anak. Mengacu pada Nurturing Care Framework (NCF) dari World Health Organization (2018).
NCF merupakan panduan global bagi orang tua atau pengasuh, kelompok masyarakat, pemerintah, serta sektor swasta, untuk bersama-sama memastikan bahwa setiap anak memperoleh perawatan dan pengasuhan terbaik di masa awal kehidupan.
Pada periode pranatal atau ketika janin masih di dalam kandungan hingga usia di bawah lima tahun sangat krusial dalam mencapai hasil terbaik pada berbagai aspek tumbuh kembang anak, bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik dan membantu anak tumbuh kembang secara optimal, untuk membentuk lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, Indonesia perlu memperkuat ekosistem pendidikan dan pengembangan anak usia dini.
Hal ini terungkap dalam dialog terbuka memperingati Hari Anak Nasional oleh Tanoto Foundation bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara, H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, M.AP, Rabu, (23/7/2025) di Kota Medan.
Hasrimy mengungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara berkomitmen penuh mendukung pengasuhan dan tumbuh kembang anak usia dini sebagai salah satu prioritas pembangunan kesehatan daerah. Hal ini sejalan dengan arahan Nasional Transformasi Layanan Kesehatan melalui Primary Health Care Transformation dan juga PHCT yang dicanangkan Bapak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Prabowo–Giubran), yang menekankan pentingnya penguatan layanan primer dan pencegahan sejak dini. Prinsip ini juga menjadi bagian dari visi Gubernur Sumatera Utara untuk mewujudkan masyarakat sehat dan unggul, melalui kolaborasi lintas sektor dan penguatan regulasi berbasis Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 beserta peraturan turunannya.
“Kebijakan kami diarahkan pada upaya promotif dan preventif yang kuat, sekaligus memastikan layanan kuratif dan rehabilitatif tetap optimal. Dari sisi internal, program-program ini digerakkan melalui seluruh bidang teknis kami, seperti bidang kesehatan masyarakat fokus pada pencegahan stunting sebagai salah satu isu utama anak usia dini. Melalui program intervensi layanan primer (ILP), kami memperkuat peran posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemberian edukasi pengasuhan, pemantauan tumbuh kembang, pemberian PMT balita, hingga deteksi dini masalah gizi dan kesehatan lainnya,”ungkap Hasrimy.
"Kami sangat menyadari bahwa pengasuhan dan pemantauan tumbuh kembang anak usia dini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh sektor kesehatan. Ini adalah tanggung jawab bersama lintas sektor, sesuai prinsip kolaborasi dan integrasi layanan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Kesehatan dan juga sejalan dengan visi Gubernur untuk memperkuat kerja sama antar instansi dan masyarakat.”jelasnya.
Salah satu program unggulan Dinas Kesehatan adalah Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK). Dalam pelaksanaannya, melibatkan secara aktif sektor pendidikan, khususnya guru-guru PAUD, TK, dan RA. Tenaga pendidik diberikan pelatihan dan ditingkatkan kompetensinya dalam pemantauan tumbuh kembang anak di sekolah, dengan koordinasi bersama Puskesmas sebagai pendamping teknis.
Optimalisasi peran kader Posyandu yang telah dibekali dengan pelatihan SDIDTK sehingga mampu melaksanakan kegiatan pemantauan tumbuh kembang di Posyandu masing-masing secara rutin, sekaligus memberikan edukasi kepada orang tua tentang pola pengasuhan yang tepat.
"Akses layanan dasar yang merata adalah hak setiap anak, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil. Untuk itu, kami melakukan berbagai inisiatif dalam rangka mendukung transformasi layanan kesehatan primer yang saat ini menjadi prioritas nasional. Salah satu langkah strategis kami adalah revitalisasi jaringan dan struktur layanan kesehatan di lapangan. Kami memperkuat peran Puskesmas, Posyandu, dan UKBM lain, dengan membangun klaster layanan berbasis siklus hidup di Puskesmas. Di klaster ini, ada layanan khusus untuk ibu hamil hingga remaja, yang memastikan standar layanan kesehatan diberikan sesuai kebutuhan pada setiap tahap usia. Bagi bayi dan balita, layanan imunisasi, pemantauan tumbuh kembang, hingga konseling gizi disediakan sebagai bagian dari hak dasar mereka,” lanjutnya.
"Kami di Dinas Kesehatan melihat bahwa kolaborasi adalah kunci untuk mencapai kualitas pengasuhan dan tumbuh kembang anak usia dini yang optimal. Kami menyambut baik kerja sama dengan Tanoto Foundation, mengapreseasi inisiatif mereka dalam mendukung peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini di Sumatera Utara. Melalui koordinasi yang baik Tanoto Foundation dapat lebih memahami kondisi riil di lapangan, termasuk aspek-aspek yang selama ini masih lemah dan memerlukan penguatan. Program-program yang dikembangkan Tanoto Foundation bisa lebih tepat sasaran, bersinergi dengan program pemerintah, dan berkelanjutan.
Kami yakin dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta seperti Tanoto Foundation, kita dapat mewujudkan anak-anak Sumatera Utara yang sehat, cerdas, dan siap menjadi generasi emas Indonesia 2045,” tutupnya.
Sementara itu Tanoto Foundation yang diwakili oleh Felly Ardan, Project Management Unit Coordinator menyampaikan bahwa sebagai organisasi filantropi keluarga yang independen, percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh. Tanoto Foundation juga mendorong perubahan sistem dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta berinvestasi pada pengembangan anak usia dini melalui program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP).
“Program SIGAP selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) guna memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai tahapan usia, dengan indikator proporsi anak-anak usia 24-59 bulan yang berada pada jalur perkembangan yang tepat dalam kesehatan, pembelajaran, dan kesejahteraan psikososial, berdasarkan jenis kelamin, ini mengukur apakah anak-anak pada usia tersebut mencapai perkembangan yang diharapkan dalam tiga domain utama yakni kesehatan, pembelajaran, dan kesejahteraan psikososial,” ungkap Felly.
Tanoto Foundation sebagai mitra Program memberikan informasi yang relevan untuk merancang kegiatan pengasuhan yang sesuai, perkembangan anak, seperti kemampuan motorik, bahasa, kognitif yang sudah dicapai anak usia dini. Termasuk juga perkembangan sosial emosional anak, apakah sudah mulai bisa berinteraksi dengan teman sebaya, dan lain sebagainya.
Pentingnya ekosistem pengembangan dan pendidikan anak usia dini, angka partisipasi anak yang mengikuti pendidikan pra-sekolah masih di kisaran 35%, mengindikasikan besarnya peran orang tua dalam menyediakan pendidikan dan pengembangan anak usia dini.
“Lembaga filantropi didalam Early Childhood Education and Development (ECED) collaborative saling bekerja sama dalam penyediaan sumber daya untuk membentuk ekosistem yang selaras dan mendukung tumbuh kembang anak usia dini. Termasuk adanya pembentukan ECED Council, yang terdiri dari para ahli multidisiplin sebagai mitra strategis bagi pemerintah dalam isu anak usia dini, khususnya di aspek gizi, kesehatan, pengasuhan, stimulasi dini, serta perlindungan,”jelas Felly .
(DEL)