
Analisadaily.com, Medan – Para petani padi di Sumatera Utara (Sumut) yang hendak panen bakal dimanjakan. Soalnya, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (Ketapang TPH) Provinsi Sumatera Utara melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelatihan dan Mekanisasi Pertanian menyiagakan combine harvester (mesin panen tanaman serealia multifungsi) guna membantu petani dalam proses panen padi.
Brigade Alsintan (alat dan mesin pertanian) Dinas Ketapang TPH Provinsi Sumut siap meminjamkan secara gratis mesin combine harvester kepada kelompok tani maupun gabungan kelompok tani yang sedang memasuki masa panen. Pemanfaatan teknologi pertanian modern sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan produktivitas pertanian. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan program swasembada pangan nasional.
Hal itu dikatakan Kepala UPTD Pelatihan dan Mekanisasi Pertanian, Efendi Pane yang saat itu di damping Kepala Seksi Mekanisasi Pertanian Teguh Pribadi Siregar dan Pengawas Alsintan, Carter Daniel Tarigan, di ruang kerjanya di kawasan Jalan Karyawan, Kelurahan Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Rabu (30/7/2025).
Dijelaskan, bantuan sebanyak 17 unit combine harvester dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, yang diterima beberapa waktu lalu, sangat membantu petani dalam menghadapi musim panen padi.
Namun demikian, Efendi mengakui bahwa jumlah unit combine harvester yang tersedia masih belum mencukupi kebutuhan petani, mengingat luas lahan panen padi di Sumut tergolong besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Sumut pada Agustus 2025 diperkirakan mencapai 44.440,93 hektare.
“Sebagai salah satu provinsi lumbung padi nasional, kita berharap adanya tambahan bantuan alat dan mesin pertanian untuk melengkapi sarana pendukung Brigade Alsintan Sumatera Utara, agar semakin optimal dimanfaatkan oleh para petani,” tambahnya.
Efendi juga menyoroti keterbatasan alsintan sebagai salah satu kendala utama belum maksimalnya peran Brigade Alsintan dalam mendukung proses pengolahan lahan. Alsintan seperti traktor roda dua dan empat serta transplanter (mesin penanam padi) yang dimiliki saat ini sebagian besar sudah berusia tua dan kurang optimal digunakan.
“Padahal, peminatnya sangat banyak. Apalagi proses peminjaman alsintan tergolong mudah, cepat, dan tidak dipungut biaya apa pun,” tutur Efendi.
Sementara itu, Kepala Seksi Mekanisasi Pertanian, Teguh Pribadi Siregar, menambahkan bahwa kelompok tani yang ingin meminjam alsintan wajib melampirkan surat permohonan dan rekomendasi dari dinas pertanian kabupaten/kota setempat.
Dia juga menegaskan bahwa empat operator alsintan di UPTD tersebut telah mengantongi sertifikat keahlian dari Kementerian Ketenagakerjaan setelah mengikuti pelatihan di Yogyakarta.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, melalui Sekretaris Dinas, Yusfahri Perangin-angin, membenarkan upaya yang dilakukan UPTD Pelatihan dan Mekanisasi Pertanian dalam membantu petani melalui program peminjaman alsintan.
“Kami menerapkan visi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, yaitu ‘Kolaborasi Sumut Berkah’, di lingkungan internal Dinas Ketapang TPH. Setiap bidang dan UPTD diberdayakan sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan swasembada pangan,” ungkapnya melalui sambungan telepon.
Yusfahri menjelaskan bahwa Dinas Ketapang TPH Sumut memiliki sejumlah UPTD pendukung yang berperan penting dalam program ketahanan pangan, seperti UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (PSBTPH) untuk legalitas benih, serta UPTD Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP) untuk aspek perlindungan dan keamanan produk.
“Semua komponen ini kami kolaborasikan sesuai tupoksinya masing-masing, demi kesejahteraan petani dan keberhasilan program swasembada pangan nasional sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Yusfahri juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi modern di sektor pertanian karena dinilai lebih efisien dan efektif. “Petani harus terus memanfaatkan alsintan untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya,” tandasnya.(mul)
(NAI)