Dalam video tersebut, seorang pria berbaju hijau dan celana jeans meminta uang masuk kepada perekam video dan rombongannya. "Ini pihak yang mengelola, yang punya tanah dan air milik negara. Tapi yang mengelola mengawasi kita," ucap pria tersebut saat ditanya identitasnya.

Ketika perekam video mengeluhkan tidak adanya sinyal di lokasi, pria itu menawarkan fasilitas komunikasi. "Kita punya HT, kita fasilitasi HT," jawabnya.

Pungutan yang diminta sebesar Rp30.000 per orang untuk tiket masuk. Insiden ini memicu adu mulut antara kedua belah pihak. Pria perekam video, yang mengaku sering membawa tamu ke kawasan tersebut, mendapat teguran dari pelaku pungli. "Kamu tidak pernah pamit," ujar pelaku dengan nada kesal.

Setelah membayar, rombongan tersebut tetap tidak diizinkan masuk, yang semakin memperkeruh situasi. Video ini pun menuai beragam komentar dari warganet yang menyayangkan adanya praktik ilegal di kawasan wisata alam.

(JW/RZD)