Inovasi Keripik Tempe Daun Kelor, Bukti Semangat Lansia untuk Mandiri dan Inovatif (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Langkat - Pengabdian masyarakat hibah PKM DPPM tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi berhasil melahirkan inovasi produk pangan sehat berupa Keripik Tempe Daun Kelor.
Program ini dilaksanakan di Daycare Lansia Mentari, Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat. Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa usia senja bukanlah halangan untuk terus berkarya, melainkan momentum untuk menjadi lansia yang mandiri, sehat, dan inovatif.
Tim pengabdian masyarakat berasal dari Universitas Sumatera Utara (USU). Ketuanya adalah Nur Ulina Warnisyah Br Sebayang, M.Agr dari Fakultas Pertanian, didampingi oleh dua anggota tim, yakni Ecia Meilonna Koka, S.K.M., M.Kes dariProgram Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat serta Putri Chandra Ayu, S.TP., M.Si dari Fakultas Pertanian Program Studi Keteknikan Pertanian. Kehadiran tim lintas bidang ini memperkuat dasar ilmiah sekaligus memperkaya inovasi yang dihasilkan.
Daycare Lansia Mentari telah menunjukkan kesuksesan dalam mengembangkan produk berbasis pangan lokal. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan daun kelor, tanaman yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan. Inovasi ini tidak hanya menambah nilai gizi, tetapi juga meningkatkan daya tarik produk pangan yang sebelumnya mungkin dianggap biasa saja.
Keripik tempe dipilih sebagai media inovasi karena tempe sudah dikenal luas sebagai sumber protein nabati yang murah, sehat, dan bergizi tinggi. Kandungan isoflavon, kalsium, serta protein pada tempe menjadikannya makanan fungsional yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya untuk menjaga daya tahan tubuh lansia. Kombinasi tempe dengan daun kelor menghasilkan keripik sehat yang unik, gurih, dan kaya nutrisi.
Selain memiliki kandungan gizi yang baik, daun kelor diyakini mampu membantu mencegah malnutrisi, meningkatkan imunitas, serta memperbaiki metabolisme tubuh. Kehadiran inovasi Keripik Tempe Daun Kelor ini menjadi jawaban atas tantangan pemenuhan gizi seimbang, terutama bagi lansia, ibu hamil, dan masyarakat luas yang membutuhkan camilan sehat.
Proses produksi dilakukan oleh para lansia dengan semangat dan kegigihan. Mereka membuktikan bahwa usia senja bukanlah penghalang untuk terus berkreasi. Semangat gotong royong yang terbangun di Daycare Lansia Mentari menjadikan kegiatan ini tidak hanya sebagai sarana produktif, tetapi juga sebagai terapi sosial yang meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian.
Tak hanya sebatas inovasi, produk keripik ini pun berhasil menembus pasar lokal. Dalam satu hari, penjualan Keripik Tempe Daun Kelor dapat mencapai ratusan pcs. Antusiasme masyarakat menunjukkan bahwa produk ini diterima dengan baik, sekaligus memberikan dampak ekonomi nyata bagi Daycare Lansia Mentari.
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara turut berkontribusi dalam keberhasilan ini. Muhammad Syah Dewa dan Nadira Nur Rahmadhani Harahap, keduanya berasal dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, terlibat aktif membantu proses produksi hingga pemasaran. Kehadiran mahasiswa semakin menguatkan sinergi antara akademisi, masyarakat, dan lansia dalam pengembangan inovasi.
Program pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Lansia tidak hanya dipandang sebagai kelompok usia lanjut, tetapi juga sebagai sumber inovasi yang mampu menciptakan nilai tambah ekonomi dan gizi. Semangat untuk maju yang ditunjukkan oleh para lansia di Daycare Mentari membuktikan bahwa inovasi dapat lahir dari siapa saja, tanpa mengenal batas usia.
Dengan adanya dukungan hibah PKM DPPM 2025, Daycare Lansia Mentari telah membuktikan diri sebagai contoh nyata keberhasilan pengabdian masyarakat berbasis ilmu pengetahuan. Inovasi Keripik Tempe Daun Kelor bukan hanya produk pangan, tetapi simbol semangat, keberdayaan, dan harapan bahwa lansia Indonesia bisa terus berkarya dan berdaya.
(REL/RZD)