Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyatakan bahwa festival ini bertujuan meningkatkan literasi keuangan di masyarakat.

"Acara ini dikemas dengan memadukan edukasi dan hiburan seru, agar literasi keuangan bisa dipelajari dengan cara yang ringan, menyenangkan, dan dekat dengan keseharian masyarakat," ujarnya, Rabu (20/8).

Di hadapan para peserta, Purbaya menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyebut target pemerintah sebesar 5,4% dalam RAPBN 2026 adalah realistis.

Menurutnya, fondasi ekonomi Indonesia kuat berkat besarnya permintaan domestik (domestic demand), yang menyumbang lebih dari 90% Produk Domestik Bruto (PDB).

Purbaya juga menyinggung konsep 'Sumitronomics' dari begawan ekonomi Profesor Sumitro Djojohadikusumo, yang dinilai masih sangat relevan untuk diterapkan.

Konsep tersebut menekankan keseimbangan pembangunan antara sektor swasta dan pemerintah serta pentingnya menjaga likuiditas perbankan.

"Medan dipilih sebagai lokasi festival karena merupakan salah satu pusat perekonomian terbesar di luar Jawa dan pintu gerbang ekonomi di kawasan barat Indonesia," terang Purbaya.

Purbaya menilai literasi keuangan penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, agar mampu memanfaatkan potensi ekonomi daerah.

Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi besar dari sektor perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan kopi, serta pariwisata Danau Toba.

"Jika potensi ini digerakkan dengan strategi yang tepat, maka bukan hanya Sumatera Utara yang akan merasakan manfaatnya, tetapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan," tutup Purbaya.

Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti M. Nuh, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, dan pendiri CT Corp, Chairul Tanjung. LPS Financial Festival juga akan dimeriahkan oleh penampilan artis dan grup musik ternama seperti Agak Laen, RAN, Wali, dan Judika.

(JW/RZD)